WASHINGTON - Laporan Badan Intelijen Pertahanan (DIA) Amerika Serikat (AS) yang menyebut rezim Kim Jong-un di Korea Utara (Korut) memiliki sekitar 60 bom nuklir telah memperbarui peta kekuatan nuklir dunia.
Saat ini, diperkirakan ada 14.995 bom nuklir dari sembilan negara, termasuk yang dimiliki Israel—negara yang selama ini merahasiakan persenjataan nuklirnya. Dari total jumlah tersebut, Rusia berada di peringkat pertama dengan 7.000 bom nuklir. AS di urutan kedua dengan 6.800 unit.
Sedangkan Pyongyang dengan perkiraan memiliki 60 senjata nuklir berada di urutan akhir, yakni urutan ke sembilan. Uniknya, perkiraan jumlah senjata nuklir Pyongyang ini meningkat pesat dalam waktu yang relatif singkat. Pada Juli lalu, pusat penelitian International Peace Research Institute memperkirakan rezim Kim Jong-un memiliki 10 sampai 20 senjata mematikan itu.
Peningkatan jumlah senjata mengerikan Pyongyang ini juga mengejutkan, karena negara komunis itu berkali-kali dijatuhi sanksi oleh Barat dan Dewan Keamanan PBB. Sanksi terbaru yang dijatuhkan DK PBB membuat pendapatan Pyongyang akan berkurang hingga USD1 miliar.
Beda kondisi dengan AS, dimana Presiden Donald Trump telah mewarisi program senilai USD1 triliun untuk memodernisasi nuklir AS. Tak mau ketinggalan, Rusia juga meningkatkan anggaran pertahanan untuk melakukan hal yang sama untuk gudang persenjataannya.
The Bulletin of the Atomic Scientists mencatat retorika dan proliferasi nuklir pada bulan Januari dengan memajukan “Jam Kiamat” 30 detik.
Berikut ini, data perkiraan jumlah stok bom nuklir dunia yang dimiliki sembilan negara, yang dikutip dari Business Insider.
1. Rusia: 7.000 bom nuklir.
2. AS: 6.800 bom nuklir.
3. Prancis: 300 bom nuklir.
4. China: 270 bom nuklir.
5. Inggris: 215 bom nuklir.
6. Pakistan: 140 bom nuklir.
7. India: 130 bom nuklir.
8. Israel: 80 bom nuklir.
9. Korea Utara: 60 bom nuklir.
Credit sindonews.com