WASHINGTON – Kapal Angkatan Laut (AL)
Amerika Serikat (AS) USS Mason menjadi target dua buah misil yang
ditembakkan dari wilayah Laut Merah di dekat Yaman. Wilayah tersebut
diketahui sebagai wilayah kekuasaan pasukan pemberontak Yaman yang
didukung oleh Iran.
Insiden yang terjadi pada Minggu 9 Oktober 2016 sekira pukul 19.00 waktu setempat itu diungkapkan oleh Pentagon –Kantor Kementerian Pertahanan AS. Beruntung, kedua misil yang ditembakkan tersebut meleset dari target.
“USS Mason mendeteksi dua misil dalam waktu 60 menit saat berada di Laut Merah dekat wilayah Yaman. Kedua misil itu jatuh ke laut sebelum mencapai kapal. Tidak ada korban luka di antara para pelaut AS dan tidak ada kerusakan pada kapal,” tutur Juru Bicara Pentagon Kapten Jeff Davis, seperti dimuat Reuters, Senin (10/10/2016).
Serangan terjadi saat ribuan warga Yaman berunjuk rasa di luar gedung perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Ibu Kota Sanaa. Unjuk rasa dilakukan untuk memprotes serangan udara dari koalisi Arab Saudi yang menerjang tempat pemakaman dan menewaskan 140 orang.
Koalisi Arab Saudi selama ini menjadi sasaran kritik karena dinilai melakukan kejahatan perang di Yaman. Negara Kerajaan itu melakukan serangan sejak Maret 2015 demi membantu Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi menyingkirkan kelompok militan Houthi yang didukung oleh Iran dari Yaman.
Insiden yang terjadi pada Minggu 9 Oktober 2016 sekira pukul 19.00 waktu setempat itu diungkapkan oleh Pentagon –Kantor Kementerian Pertahanan AS. Beruntung, kedua misil yang ditembakkan tersebut meleset dari target.
“USS Mason mendeteksi dua misil dalam waktu 60 menit saat berada di Laut Merah dekat wilayah Yaman. Kedua misil itu jatuh ke laut sebelum mencapai kapal. Tidak ada korban luka di antara para pelaut AS dan tidak ada kerusakan pada kapal,” tutur Juru Bicara Pentagon Kapten Jeff Davis, seperti dimuat Reuters, Senin (10/10/2016).
Serangan terjadi saat ribuan warga Yaman berunjuk rasa di luar gedung perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Ibu Kota Sanaa. Unjuk rasa dilakukan untuk memprotes serangan udara dari koalisi Arab Saudi yang menerjang tempat pemakaman dan menewaskan 140 orang.
Koalisi Arab Saudi selama ini menjadi sasaran kritik karena dinilai melakukan kejahatan perang di Yaman. Negara Kerajaan itu melakukan serangan sejak Maret 2015 demi membantu Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi menyingkirkan kelompok militan Houthi yang didukung oleh Iran dari Yaman.
Credit Okezone