Kamis, 18 Agustus 2016

Rusia Ingin Bangun Jaringan Hyperloop di Timur Jauh

 
Rusia ingin merealisasikan konsep “hyperloop” — sistem transportasi berkecepatan tinggi yang bergerak dengan menciptakan tekanan rendah — di wilayah Timur Jauh. Proyek yang pertama kali dipamerkan pada 2013 oleh penemu ternama Elon Musk, pendiri Tesla Motors dan SpaceX ini menarik perhatian Moskow untuk jaringan transportasi berkecepatan tinggi demi menghubungkan Tiongkok ke wilayah Amur di Timur Jauh Rusia.
Press photo
Press photo
Press photo
Press photo
Press photo
 

 
Menteri Transportasi Rusia Maxim Sokolov mengundang perusahaan Hyperloop One yang berbasis di California, AS, untuk membangun jaringan transportasi berkecepatan tinggi di Timur Jauh Rusia. Proyek tersebut dapat digunakan untuk mengirim kargo dari Tiongkok ke wilayah Amur.
Sang menteri menjelaskan, proyek tersebut dapat direalisasikan dengan dukungan pemerintah dan akan menjadi bagian dari koridor transportasi Priamurye-2 yang menghubungkan Provinsi Jilin di Tiongkok dengan pelabuhan Slavyanka di Wilayah Maritim Rusia selatan. Volume transportasi lebih kurang mencapai sekitar 10 juta ton kargo per tahun.
Menurut Sokolov, investor memperkirakan pembangunan jaringan Hyperloop sepanjang 70 kilometer akan menelan biaya 30 persen lebih murah dibanding membangun jalur kereta api serupa, yang mencapai sekitar 30 – 40 miliar rubel (463 – 616 juta dolar AS). Sementara, biaya proyek hanya sekitar 318 – 425 juta dolar AS. Seorang narasumber dari Kementerian Transportasi Rusia menyampaikan pada harian bisnis RBC bahwa Hyperloop sendiri yang akan mencari investor untuk mendanai proyek ini.
Pada Forum Ekonomi Internasional Sankt Petersburg (SPIEF) bulan Juni lalu, Shervin Pishevar, salah satu pendiri Hyperloop One, memamerkan proyek transportasi berkecepatan tinggi ini yang pertama kali diuji coba di Nevada, AS, pada Mei lalu. Kementerian Transportasi Rusia dan perusahaan AS telah sepakat untuk membentuk kelompok kerja khusus guna menangani pembangunan jaringan transportasi berkecepatan tinggi di Rusia.
“Kami sepakat bahwa kami harus mulai mengembangkan proyek ini dengan segera agar bisa memamerkan model pertamanya di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok pada awal September mendatang,” kata Sokolov pada jaringan televisi Rusia NTV.
Pada Juni 2016, RBTH melaporkan bahwa Russian Railways dan Hyperloop telah membentuk kelompok kerja dan sedang mendiskusikan kerja sama. Hyperloop One sudah punya satu investor di Rusia, yakni perusahaan Caspian VC milik pengusaha Ziyavudin Magomedov.

Proyek Futuristik

Proyek transportasi berkecepatan tinggi Hyperloop pertama kali dipamerkan pada 2013 oleh penemu ternama Elon Musk, pendiri Tesla Motors dan SpaceX. Di bawah proyek tersebut, kapsul transportasi dapat bergerak hingga kecepatan 1.220 kilometer per jam.

Elon Musk

Elon Musk adalah tokoh bisnis, penemu, dan industrialis Amerika Serikat. Ia merupakan pendiri dan CEO SpaceX. Setelah mengikuti kuliah perdagangan di Queen's School of Business selama dua tahun, Musk mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari the Wharton School of the University of Pennsylvania dan sarjana fisika. Ia mendirikan SpaceX, Tesla Motors, dan ikut mendirikan PayPal.
Space Exploration Technologies (SpaceX) merupakan perusahaan ketiga Musk yang berfokus pada pegembangan dan produksi wahana luncur antariksa. Dua wahana luncur pertama buatan perusahaan ini adalah roket Falcon 1 dan Falcon 9. Wahana antariksa pertamanya adalah Dragon.
Ide futuristik ini tengah diterapkan oleh dua perusahaan Amerika ternama, yakni Hyperloop Transportation Technologies dan Hyperloop One. Proyek mereka memiliki perbedaan dalam pendekatan teknologi: HTT menggunakan prinsip bantalan udara, sementara Hyperloop One menggunakan teknologi levitasi magnet pasif.
Pada Maret lalu, Mashable memberitakan bahwa Hyperloop Transportation Technologies telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Slovakia untuk pembangunan sistem transportasi supersonik masa depan yang menghubungkan Bratislava ke Wina dan Budapest.



Credit  RBTH Indonesia