Kamis, 18 Agustus 2016

Rusia Gunakan Basis Militer Iran untuk Serang ISIS, Ini Kata AS


 
Rusia Gunakan Basis Militer Iran untuk Serang ISIS Ini Kata AS
Juru bicara Kemeneterian Luar Negeri AS, Mark Toner menyebut pihaknya tidak terkejut dengan keputusan Rusia tersebut. (Istimewa)
 
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS)  angkat bicara mengenai keputusan Rusia untuk mulai menggunakan pangkalan militer Iran guna melakukan serangan terhadap basis ISIS di Suriah. Washington menyatakan sama sekali tidak terkejut dengan keputusan itu.

Rusia kemarin telah meluncurkan operasi anti-teror pertama dengan menggunakan pangkalan udara Iran. Rusia setidaknya meluncurkan dua pesawat pembom mereka untuk menyerang basis teroris dari Iran. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, serangan tersebut menargetkan basis ISIS dan al-Nusra yang berada di provinsi Aleppo, Idlib dan juga Deir al Zour.

"Penggunaan pangkalan militer Iran oleh Rusia untuk menargetkan teroris di Suriah sangat disayangkan, tapi tidak mengejutkan dan Washington telah menilai sejauh mana kerjasama Rusia-Iran selama konflik Suriah," ucap juru bicara Kemeneterian Luar Negeri AS, Mark Toner.

Toner, seperti dilansir Al Alalam juga mengatakan, penggunaan pangkalan militer tersebut tidak terlalu berpengaruh bagi AS, terkait kesepakatan dengan Rusia untuk bekerja sama dalam memerangi kelompok teroris di Suriah.

Lebih lanjut dia menekankan kekhawatiran Washington atas serangan Rusia pada kelompok yang dianggap AS sebagai pemberontak moderat di Suria. Toner menegaskan Rusia seharusnya hanya menyerang kelompok teroris, dan bukan pemberontak moderat.



Credit  Sindonews


Parlemen Iran Sebut Teheran Tak Serahkan Pangkalan Militer pada Rusia

Parlemen Iran Sebut Teheran Tak Serahkan Pangkalan Militer pada Rusia
Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani menyatakan, negaranya tidak memberikan salah satu pangkalan militer mereka untuk Rusia. (Istimewa)
 
TEHERAN -  Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani menyatakan, negaranya tidak memberikan salah satu pangkalan militer mereka untuk Rusia. Menurutnya, Rusia dan Iran hanya melakukan kerjasama anti-terorisme di Suriah.

Kabar mengenai penggunaan pangkalan militer Iran oleh Rusia telah membuat Parlemen negara tersebut marah. Alasannya, menurut pasal 146 dalam udang-undang disebutkan, Iran tidak boleh memberikan kontrak fasilitas militer mereka kepada pihak asing.

Menanggapi kemarahan anggota Parlemen tersebut, Larijani mengatakan, Teheran tidak memberikan Rusia hak untuk mengontrol pangkalan militer Hamadan.

"Kami hanya bekerjasama dengan Rusia sebagai salah satu sekutu kami di isu-isu regional, terutama dalam hal Suriah. Kerjasama ini tidak berarti mensyaratkan bahwa pangkalan militer kami berada di bawah kendali mereka," ucap Larijani, seperti dilansir Mehr News pada Rabu (17/8).

"Kami telah secara eksplisit menyatakan kerjasama yang baik dengan Rusia, yang telah terjadi karena adanya krisis di kawasan yang diciptakan oleh Barat, terutama Amerika Serikat. Dalam situasi ini, Rusia memiliki pemahaman yang benar tentang kawasan dan telah memiliki kerjasama yang baik dengan kami selama satu tahun terakhir," sambungnya.

Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan Rusia kemarin menyatakan telah meluncurkan operasi anti-teror pertama dengan menggunakan pangakalan udara Iran. Rusia setidaknya meluncurkan dua pesawat pembom mereka untuk menyerang basis teroris dari Iran.

Kepala Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani menuturkan, Iran telah berbagi fasilitas militer dengan Rusia, sebagai bagian dari kerjsama anti-teror kedua negara. Langkah ini diambil untuk memperkuat upaya kedua negara dalam memberangus ISIS dan kelompok teroris lainnya yang ada di Suriah.










Credit  Sindonews