Selasa, 09 Agustus 2016

Jenderal NATO: Pemimpin Barat Lambat Ambil Keputusan Lawan Rusia

 
Jenderal NATO Pemimpin Barat Lambat Ambil Keputusan Lawan Rusia
Para pemimpin politik negara-negara NATO. | (Reuters)
 
BRUSSELS - Jenderal senior NATO, Denis Mercier, mengatakan bahwa para pemimpin Barat terlalu lambat dalam membuat keputusan untuk melawan Rusia. Mercier merupakan Kepala Komando Sekutu untuk Transformasi (ACT), salah satu dari dua posisi militer di NATO.

Keluhan jenderal NATO ini muncul setelah Moskow ditawari untuk kembali ke meja perundingan sebagai upaya untuk meredakan ketegangan.

”Ini salah satu pelajaran dari Ukraina,” kata Jenderal Mercier kepada Financial Times. ”Tanggap cepat bergantung pada dua poin. Di sisi militer itu bergantung pada kemampuan untuk beroperasi dengan sangat cepat. Tetapi (di sisi lain) juga bergantung pada respon dalam keputusan politik,” lanjut dia, yang dikutip Senin (8/8/2016).

Dia mengeluh karena kepala negara-negara NATO gagal untuk bertindak secepat pasukan militer. ”Kita dapat memiliki kekuatan siap untuk disebarkan dalam 24 jam, tetapi mereka hanya akan melakukannya jika (Dewan Atlantik Utara) memberi mereka perintah,” ujarnya.

Dewan Atlantik Utara (NAC) adalah badan politik NATO yang bertugas membuat keputusan tentang pengerahan pasukan, dan setiap usulan harus diambil dengan suara bulat.

Hubungan antara Rusia dan NATO telah memanas reunifikasi Crimea dengan Rusia dan pecahnya krisis Ukraina pada tahun 2014. Meskipun Rusia berulang kali membantah terlibat dalam konflik di Ukraina Timur, NATO tetap menumpuk kekuatan militer besar-besaran di Eropa Timur.

Jenderal Mercier juga mengeluh pada kinerja pemimpin negara-negara NATO yang lambat merepons intelijen.

”Pada bulan Februari, menteri-menteri pertahanan NATO disajikan dengan skenario hipotetis insiden di Lithuania, termasuk serangan cyber pada infrastruktur kunci oleh Rusia dari pelabuhan Klaipeda, dan kerusuhan yang dipentaskan oleh agen-agen yang terkait dengan Moskow,” katanya.

Dengan data itu, pengambil keputusan politik negara-negara NATO tidak bertindak, sehingga militer NATO tidak bisa berbuat banyak untuk melawan Rusia.



Credit  Sindonews