TEHERAN, CB
— Keputusan Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran menyusul
serangan terhadap misi diplomatik Saudi di Iran tidak akan mengalihkan
perhatian Republik Islam itu dari "kesalahan besar" Riyadh mengeksekusi
seorang ulama Syiah. Demikian kata seorang pejabat senior Iran, Senin
(4/1/2016).
"Dengan memutuskan untuk memutus hubungan (diplomatik), Arab Saudi tidak dapat membuat (dunia) lupa kesalahan besarnya, yaitu mengeksekusi seorang ulama," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, sebagaimana dikutip kantor berita IRNA.
Dia menambahkan, Arab Saudi telah melakukan "kesalahan strategis dalam mengadopsi keputusan gegabah dan tergesa-gesa yang telah menimbulkan ketidakstabilan dan memicu perkembangan terorisme di kawasan".
Eksekusi yang dilakukan Riyadh terhadap Nimr al-Nimr memicu protes luas di negara-negara berpenduduk mayoritas Syiah di Timur Tengah. Massa telah menyerang Kedutaan Saudi di Teheran dan konsulat negara itu di Masyhad, kota kedua terbesar di Iran beberapa jam setelah pengumuman eksekusi itu dilakukan.
Serangan terhadap misi diplomatik itu memicu Saudi untuk memutuskan hubungan dengan Iran, yang sudah lama menjadi saingan Saudi di kawasan itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara telah berada di pihak yang berseberangan dalam perang di Suriah. Iran mendukung rezim, sementara Saudi mendukung para pemberontak. Dalam konflik di Yaman, koalisi yang dipimpin Saudi sedang berjuang melawan pemberontak Syiah yang didukung Iran.
"Dengan memutuskan untuk memutus hubungan (diplomatik), Arab Saudi tidak dapat membuat (dunia) lupa kesalahan besarnya, yaitu mengeksekusi seorang ulama," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, sebagaimana dikutip kantor berita IRNA.
Dia menambahkan, Arab Saudi telah melakukan "kesalahan strategis dalam mengadopsi keputusan gegabah dan tergesa-gesa yang telah menimbulkan ketidakstabilan dan memicu perkembangan terorisme di kawasan".
Eksekusi yang dilakukan Riyadh terhadap Nimr al-Nimr memicu protes luas di negara-negara berpenduduk mayoritas Syiah di Timur Tengah. Massa telah menyerang Kedutaan Saudi di Teheran dan konsulat negara itu di Masyhad, kota kedua terbesar di Iran beberapa jam setelah pengumuman eksekusi itu dilakukan.
Serangan terhadap misi diplomatik itu memicu Saudi untuk memutuskan hubungan dengan Iran, yang sudah lama menjadi saingan Saudi di kawasan itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara telah berada di pihak yang berseberangan dalam perang di Suriah. Iran mendukung rezim, sementara Saudi mendukung para pemberontak. Dalam konflik di Yaman, koalisi yang dipimpin Saudi sedang berjuang melawan pemberontak Syiah yang didukung Iran.
Credit KOMPAS.com