Kamis, 19 November 2015

Tiongkok minta Obama menjauh dari sengketa Laut Tiongkok Selatan


Tiongkok minta Obama menjauh dari sengketa Laut Tiongkok Selatan
Foto udara menunjukkan Pulau Pagasa (Harapan), salah satu pulau di gugusan Pulau Spratly yang disengketakan sejumlah negara di sekitar Laut China Selatan, di lepas pantai barat Filipina, Rabu (20/7). (REUTERS/Rolex Dela Pena/Pool)
 
Beijing (CB) - Beijing pada Rabu menyatakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tidak seharusnya terlibat dalam sengketa di Laut Tiongkok Selatan, setelah ia meminta penghentian pembangunan pulau buatan di kawasan sengketa itu.

"Amerika Serikat harus berhenti memainkan masalah Laut Tiongkok Selatan, berhenti meningkatkan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan dan berhenti memperumit sengketa di Laut Tiongkok Selatan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei di Beijing.

"Tidak ada negara yang berhak menudingkan jari ke kegiatan pembangunan Tiongkok," tambah dia.

Peringatan itu disampaikan setelah Obama bertemu dengan Presiden Filipina Benigno Aquino di Manila dalam pertemuan tahunan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

Beijing mengubah serangkaian karang dan batuan di perairan sengketa itu menjadi pulau-pulau buatan yang bisa menampung berbagai fasilitas untuk tujuan militer, menimbulkan kekhawatiran negara pengklaim lain.

"Kami mendiskusikan akibat dari kegiatan reklamasi lahan dan rekonstruksi oleh Tiongkok terhadap stabilitas kawasan," kata Obama kepada wartawan setelah pertemuan dengan Presiden Filipina.

"Kami sepakat mengenai perlunya langkah-langkah tegas untuk menurunkan ketegangan, termasuk janji untuk menghentikan reklamasi lebih jauh, pembangunan baru, dan militerisasi kawasan sengketa di Laut Tiongkok Selatan," katanya.

Negara-negara anggota APEC, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan, masing-masing mengklaim sebagian kawasan perairan yang diyakini mengandung cadangan minyak dan gas melimpah itu.

Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Tiongkok Selatan, bahkan perairan di dekat pantai di negara tetangganya di Asia, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.


Credit  ANTARA News