Jumat, 16 September 2016

Misi Indonesia di KTT GNB


 Misi Indonesia di KTT GNB
Wapres Jusuf Kalla/ANT/Wahyu Putro 
 
CB, Margarita: Indonesia memanfaatkan forum Konfrensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (KTT GNB) di Pulau Margarita,Veneuzela sebagai tempat mensosialisasikan rencana Indonesia menjadi calon anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa periode 2019-2020. Menurut Menlu Retno Marsudi, KTT GNB harus bisa memainkan peran strategis, menjadi mitra global dan memberi manfaat bagi rakyatnya.

Menlu menyampaikan, tema KTT GNB ke-17  ialah Perdamaian, Kedaulatan dan Solidaritas bagi Pembangunan. Tema ini sesuai prinsip dasar dari pembentukan GNB. Namun, setelah 55 tahun sejak terbentuknya GNB dunia masih dibayangi kurangnya perdamian, belum tercapainya kedaulatan dan solidaritas.
"Hal ini dapat dilihat dari berbagai tantangan dan krisis yang dihadapi dunia saat ini, seperti ketidakseimbangan pada politik dan ekonomi global, krisis pengungsi, ancaman dari terorisme, radikalisme dan ekstremisme serta konflik dan ketidakpercayaan antarnegara termasuk di antara negara GNB."kata Menlu melalui pernyataan tertulis, Jumat 16 September waktu setempat.

Seluruh negara anggota GNB juga perlu mendorong setidaknya tiga langkah nyata. Pertama, GNB perlu memperkuat semangat multilateralisme di mana seluruh negara memiliki suara yang sama. Kedua, GNB juga harus memberikan kontribusi terhadap upaya penanganan tantangan ekonomi global melalui kemitraan global yang melibatkan seluruh pihak, termasuk kerjasama antarnegara maju dan berkembang.

Ketiga, negara-negara GNB juga perlu segera membenahi diri internal terkait cara kerja GNB agar tidak terjebak menjadi talk shop organization. Benah diri sangat diperlukan agar GNB menjadi organisasi yang memiliki kredibilitas tinggi, relevan, dan efektif dalam penanganan masalah global.

"Anggota GNB harus memimpin dengan memberi contoh memastikan bahwa nilai-nilai yang diperjuangkan di tingkat global diterapkan di negaranya masing-masing, menyelesaikan berbagai masalah yang ada di dalam negeri dan dikawasannya" tegas Retno.

KTT GNB ke-17 akan dipimpin Presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros. Ia juga akan menjadi Ketua GNB periode 2016-2019 menggantikan Iran yang telah menjadi Ketua GNB sejak 2012. Sementara itu, delegasi RI direncanakan akan dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla.

KTT menurut rencana akan mengesahkan dokumen akhir berisi pandangan negara-negara GNB terhadap berbagai permasalahan global. KTT juga akan mengesahkan Deklarasi Margarita berisi penegasan seluruh Kepala Negara atau pemerintah negara GNB mengenai berbagai prinsip serta nilai-nilai bersama GNB serta beberapa tantangan global yang menjadi perhatian bersama seluruh anggota GNB.

KTT GNB ke-17 yang akan diselenggarakan dengan tema Peace, Sovereignty and Solidarity for Development di Pulau Margarita, Venezuela, 17-18 September 2016.






Credit  Metrotvnews,com