ALEPPO -
Kelompok pemberontak Suriah, Al-Nusra mengakui, Amerika Serikat (AS) selama ini terus memberikan dukungan kepada mereka. Dukungan yang diberikan AS berupa senjata dan amunisi. Dukungan ini diberikan melalui negara ketiga.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Koelner Stadt-Anzeiger, salah satu komandan al-Nusra bernama Abu al-Ezz mengatakan, AS terus memberikan dukungan kepada semua kelompok oposisi di Suriah, termasuk al-Nusra. Namun, dukungan itu tidak diberikan secara langsung.
"Ya, AS mendukung oposisi (di Suriah), tetapi tidak secara langsung. Mereka mendukung negara-negara yang mendukung kami. Tapi, kami belum puas dengan dukungan ini," kata al-Ezz dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (26/9).
Menurutnya, kelompok militan harus menerima lebih banyak "senjata canggih" dari pendukung mereka untuk berhasil melawan pemerintah Suriah. "Pertarungan sulit. Kekuatan rezim sangat kuat dan mereka mendapat dukungan dari Rusia," jelasnya.
"Al-Nusra memenangkan pertempuran berkat roket TOW. Karena roket ini, kami memiliki kekuatan yang seimbang dengan rezim. Tank kami datang dari Libya melalui Turki, bersamaan dengan datangnya peluncur roket. Pasukan pemerintah memiliki keuntungan karena pesawat dan peluncur rudal, tetapi kami memiliki rudal TOW buatan Amerika, dan situasi di beberapa daerah berada di bawah kendali," ucapnya.
Ketika ditanya apakah rudal TOW memang diberikan AS untuk Al-Nusra atau mereka mendapatkannya dari kelompok pemberontak lainnya, Al-Ezz memastikan rudal tersebut memang diberikan AS untuk al-Nusra.
Dia menyebut bahwa ketika al-Nusra telah dikepung oleh Rusia dan Damaskus. Al-Nusra mendapatkan perlindungan dari sejumlah negara. "Kami memiliki personel dari Turki, Qatar, Arab Saudi, Israel dan Amerika. Mereka para ahli dalam penggunaan satelit, roket, pengintaian dan kamera keamanan termal," ungkapnya.
Ketika ditanya apakah instruktur militer AS benar-benar hadir di antara barisan anggoat militan, al-Ezz menjawab Amerika berada di pihak al-Nusra. Dia juga mengatakan bahwa al-Nusra telah dibayar untuk mencapai tujuan militer tertentu selama konflik Suriah.
"Kami mendapatkan 500 juta Pound Suriah dari Arab Saudi. Untuk merebut Sekolah Infanteri di al-Muslimiya pada tahun lalu, kami menerima 1,5 juta Dinar Kuwait dan USD 5 juta dari Saudi," paparnya. Ia memastikan, uang yang diberikan adalah dana dari pemerintah negara-negara yang bersangkutan dan bukan dari swasta.
Kelompok pemberontak Suriah, Al-Nusra mengakui, Amerika Serikat (AS) selama ini terus memberikan dukungan kepada mereka. Dukungan yang diberikan AS berupa senjata dan amunisi. Dukungan ini diberikan melalui negara ketiga.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Koelner Stadt-Anzeiger, salah satu komandan al-Nusra bernama Abu al-Ezz mengatakan, AS terus memberikan dukungan kepada semua kelompok oposisi di Suriah, termasuk al-Nusra. Namun, dukungan itu tidak diberikan secara langsung.
"Ya, AS mendukung oposisi (di Suriah), tetapi tidak secara langsung. Mereka mendukung negara-negara yang mendukung kami. Tapi, kami belum puas dengan dukungan ini," kata al-Ezz dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Russia Today pada Selasa (26/9).
Menurutnya, kelompok militan harus menerima lebih banyak "senjata canggih" dari pendukung mereka untuk berhasil melawan pemerintah Suriah. "Pertarungan sulit. Kekuatan rezim sangat kuat dan mereka mendapat dukungan dari Rusia," jelasnya.
"Al-Nusra memenangkan pertempuran berkat roket TOW. Karena roket ini, kami memiliki kekuatan yang seimbang dengan rezim. Tank kami datang dari Libya melalui Turki, bersamaan dengan datangnya peluncur roket. Pasukan pemerintah memiliki keuntungan karena pesawat dan peluncur rudal, tetapi kami memiliki rudal TOW buatan Amerika, dan situasi di beberapa daerah berada di bawah kendali," ucapnya.
Ketika ditanya apakah rudal TOW memang diberikan AS untuk Al-Nusra atau mereka mendapatkannya dari kelompok pemberontak lainnya, Al-Ezz memastikan rudal tersebut memang diberikan AS untuk al-Nusra.
Dia menyebut bahwa ketika al-Nusra telah dikepung oleh Rusia dan Damaskus. Al-Nusra mendapatkan perlindungan dari sejumlah negara. "Kami memiliki personel dari Turki, Qatar, Arab Saudi, Israel dan Amerika. Mereka para ahli dalam penggunaan satelit, roket, pengintaian dan kamera keamanan termal," ungkapnya.
Ketika ditanya apakah instruktur militer AS benar-benar hadir di antara barisan anggoat militan, al-Ezz menjawab Amerika berada di pihak al-Nusra. Dia juga mengatakan bahwa al-Nusra telah dibayar untuk mencapai tujuan militer tertentu selama konflik Suriah.
"Kami mendapatkan 500 juta Pound Suriah dari Arab Saudi. Untuk merebut Sekolah Infanteri di al-Muslimiya pada tahun lalu, kami menerima 1,5 juta Dinar Kuwait dan USD 5 juta dari Saudi," paparnya. Ia memastikan, uang yang diberikan adalah dana dari pemerintah negara-negara yang bersangkutan dan bukan dari swasta.
Credit Sindonews