Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Kamis, 29 September 2016
Insiden Kepala Tertembus Batangan Logam Kuak Misteri Dunia Medis
Phineas
Gage dan batangan baja yang mencelakakan. Kasus yang dialaminya adalah
yang pertama kalinya menunjukkan korelasi antara trauma otak dengan
perubahan kepribadian. (Sumber The Vintage News dan Wikimedia)
CB, Jakarta - Sepanjang sejarah kedokteran, tak terhitung banyaknya fenomena, kecelakaan, penyintasan (survival), kondisi medis atau kedokteran aneh pada manusia.
Beberapa di antaranya seakan tak bisa diterima akal sehat. Misalnya
kisah "American Crowbar Case" yang terjadi pada 13 September 1848.
Karena adanya peristiwa ledakan di lingkungan pekerjaan, sebuah
batangan baja terlontar menembus tengkorak Phineas Gage. Mandor
pengerjaan rel itu selamat, tapi ada masalah.
Phineas P. Gage (1823–1860) waktu itu adalah seorang mandor
pembangunan rel di negara bagian Vermont, Amerika Serikat. Pada hari
nahas tersebut, ia sedang menggunakan baja kopong seberat 7 kilogram
untuk memadatkan bubuk mesiu ke atas cadas.
Batang baja itu menimbulkan percikan api ketika bertumbukan dengan
cadas sehingga menyulut mesiu yang meledak lalu melontarkan batang baja
itu menembus tengkorak Gage yang saat itu berusia 25 tahun.
Benda keras itu masuk dari pipi kiri dan tembus hingga ke
langit-langit tengkoraknya dan meremukkan hampir semua bagian lobus
depan sebelah kiri di otaknya.
Ia tetap sadar dan seakan tak terpengaruh oleh kecelakaan itu, namun
segera dilarikan menggunakan gerobak rel ke tempat tinggalnya untuk
mendapatkan pertolongan medis. Katanya kepada dokter di sana, "Nah, ini
bisnis lumayan buat kamu."
Dr. John Harlow merawat lukanya, membersihkan darah, dan memastikan tidak ada serpihan tengkorak yang tertinggal dalam otak pasien.
Sayangnya, luka itu menjadi terinfeksi karena Harlow menggunakan
jari-jarinya untuk mengambili serpihan-serpihan tulang tengkorak. Karena
itu, Gage kemudian mengalami setengah koma.
Keluarganya putus asa mengenai penyintasannya dan kehilangan semua
harapan untuk menghidupkannya kembali. Ajaib, korban belakangan pulih
kembali dan bersiap pulang ke New Hampshire.
Dampak Berkepanjangan
Tampaknya kecelakaan itu bukannya tanpa akibat. Kecelakaan itu
merusak lobus depan di otaknya dan ia kehilangan satu mata serta
mengalami retak tengkorak.
Kesehatan mental dan kecerdasan emosionalnya juga dipertanyakan.
Menurut laporan Harlow tentang perubahan mental Gage, korban disebutkan
sebagai "gelisah, kurang sopan, beberapa kali tak senonoh secara
menjijikkan...berubah-ubah dan terombang-ambing..."
Pasien itu telah kehilangan kemampuan sosialnya dan terganggu
perilakunya sehingga tugas-tugas biasa dan pembuatan keputusan menjadi
rumit.
Teman-teman dan rekan-rekan kerjanya mengenalnya sebagai seorang
rekan yang disegani dan pria yang santun. Mereka merasakan perubahan tak
biasa atas sifat korban dan mengatakan bahwa dia "bukan lagi Gage yang
dulu."
Perusahaan rel kereta menolak menawarkan kembali pekerjaannya dalam
keadaan mental yang membahayakan seperti itu. Ia pindah bekerja ke
peternakan kuda di New Hampshire, bahkan menjadi pengemudi gerbong.
Lokasi di
Vermont, terduga kecelakaan Phineas Gage. Kasus yang dialaminya adalah
yang pertama kalinya menunjukkan korelasi antara trauma otak dengan
perubahan kepribadian. (Sumber Wikimedia)
Dilaporkan, pekerjaan-pekerjaan itu memberikan dampak menenangkan
bagi ketidakstabilan mentalnya. Ia mulai menjadi seperti dirinya dahulu.
Setelah beberapa tahun setelah kecelakaan, Gage jauh lebih fungsional
dan beradaptasi secara sosial.Gejala-gejala yang dialami Gage tidak dianggap remeh oleh para
ilmuwan karena membantu dalam sejumlah penelitian psikologi syaraf
(neuropsikologi) dan memperkuat dugaan bahwa beberapa daerah di korteks
depan dalam otak bertugas dalam hal perilaku, amarah, dan karakter.
Kasus yang dialaminya adalah yang pertama kalinya menunjukkan korelasi antara trauma otak dengan perubahan kepribadian.
Phineas Gage meninggal pada usia 35 tahun yang disebabkan oleh kejang-kejang akibat trauma otaknya.
Sejak saat itu, ia dikenang dalam banyak buku ilmu syaraf dan membuka jalan bagi beberapa penelitian kedokteran.
Jasadnya diangkat lagi dari kuburan pada 1867, lalu tengkorak dan batangan baja saat kecelakaan dikirim kepada Dr. Harlow untuk penelitian lanjutan.
Dua benda itu sekarang berada di Warren Anatomical Museum, bagian dari Fakultas Kedokteran Harvard University.
Tengkorak
Phineas Gage di museum. Kasus yang dialaminya adalah yang pertama
kalinya menunjukkan korelasi antara trauma otak dengan perubahan
kepribadian. (Sumber Warren Anatomical Museum, Harvard University)