Perjanjian ditandatangani pada pertemuan darurat di ibu kota Mesir, Kairo. Dalam perjanjian tersebut dituliskan, gencatan senjata dan penarikan pasukan harus dilakukan di setiap kota di Yordania.
Selain pemimpin Yordania dan Palestina, delapan pemimpin Arab lainnya juga turut menandatanganinya. Mereka diundang ke Mesir oleh Presiden Gamel Abdel Nasser dalam upaya mengakhiri krisis.
Dilansir dari BBC, Pemerintah Yordania dan gerilyawan PLO telah berselisih paham sejak 1967. Saat itu Israel telah menguasai Tepi Barat.
Dari kamp pengungsi Yordania, para gerilyawan menggunakan dana dari negara-negara Arab dan Eropa Timur untuk menyerang Israel dan membunuh Raja Hussein. Raja Hussein mulai memberikan perlawanan kepada mereka pada 17 September 1970.
Beberapa hari kemudian Pasukan Suriah menyerbu dari utara untuk mendukung Palestina. Tapi mereka menarik diri pada 24 September 1970 karena menderita kerugian besar dalam pertempuran dengan Yordania.
Credit REPUBLIKA.CO.ID