MANILA - Militer Amerika Serikat (AS) dan Filipina dilaporkan akan menggelar latihan gabungan pada pekan depan. Latihan gabungan yang diberinama PHIBLEX 33 itu akan digelar di perairan Filipina, yang akan dimulai pada 4 Oktober mendatang.
"PHIBLEX 33 dirancang untuk meningkatkan upaya bersama bantuan kemanusiaan, interoperabilitas, serta membantu dalam memperkuat kemampuan amfibi bilateral," kata Komando Pasifik AS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (28/9).
"Angkatan Bersenjata Filipina, Korps Marinir Filipina dan Marinir AS dan Pelaut dari 3 Brigade Ekspedisi Marinir dan Bonhomme Richard Grup Expeditionary Strike akan berpartisipasi dalam latihan yang akan digelar di beberapa lokasi di Luzon dan Palawan," sambungnya.
Digelarnya latihan gabungan ini seperti menepis pernyataan Presiden Filipina Presiden Duterte beberapa waktu lalu. Dimana, kala itu Duterte mendesak seluruh anggota pasukan AS harus angkat kaki dari negaranya.
Presiden berjuluk “The Punisher” atau “Penghukum” ini blak-blakan menentang keberadaan tentara AS yang ditempatkan di wilayah Mindanao selatan. Alasannya, perdamaian tidak pernah tercipta selama lebih dari satu abad di wilayah itu sejak adanya pasukan AS.
Hubungan AS dan Filipina sendiri dilaporkan terus mengalami guncangan sejak Duterte menjabat sebagai Presiden Filipina. Ini disebabkan oleh sikap keras Duterte terhadap AS, dimana puncaknya Duterte melemparkan kata-kata kotor yang ditujukan untuk Presiden AS Barack Obama.
"PHIBLEX 33 dirancang untuk meningkatkan upaya bersama bantuan kemanusiaan, interoperabilitas, serta membantu dalam memperkuat kemampuan amfibi bilateral," kata Komando Pasifik AS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (28/9).
"Angkatan Bersenjata Filipina, Korps Marinir Filipina dan Marinir AS dan Pelaut dari 3 Brigade Ekspedisi Marinir dan Bonhomme Richard Grup Expeditionary Strike akan berpartisipasi dalam latihan yang akan digelar di beberapa lokasi di Luzon dan Palawan," sambungnya.
Digelarnya latihan gabungan ini seperti menepis pernyataan Presiden Filipina Presiden Duterte beberapa waktu lalu. Dimana, kala itu Duterte mendesak seluruh anggota pasukan AS harus angkat kaki dari negaranya.
Presiden berjuluk “The Punisher” atau “Penghukum” ini blak-blakan menentang keberadaan tentara AS yang ditempatkan di wilayah Mindanao selatan. Alasannya, perdamaian tidak pernah tercipta selama lebih dari satu abad di wilayah itu sejak adanya pasukan AS.
Hubungan AS dan Filipina sendiri dilaporkan terus mengalami guncangan sejak Duterte menjabat sebagai Presiden Filipina. Ini disebabkan oleh sikap keras Duterte terhadap AS, dimana puncaknya Duterte melemparkan kata-kata kotor yang ditujukan untuk Presiden AS Barack Obama.
Credit Sindonews