Senin, 26 September 2016

Pertempuran hidup mati kembali berkecamuk di Aleppo


Pertempuran hidup mati kembali berkecamuk di Aleppo
Aleppo di Suriah luluh lantak akibat perang saudara dan bombardemen Rusia . (SANA/Handout via REUTERS)
Beirut  (CB) - Pemerintah Suriah dan pasukan pemberontak bertempur untuk memperebutkan dataran tinggi di pinggiran Aleppo, Sabtu waktu setempat, ketika pesawat tempur kembali membombardir daerah timur Aleppo yang dikuasai pemberontak lewat ofensif dukungan Rusia yang membuat kebijakan AS di Suriah di ambang kegagalan.

Dalam gerak maju ofensif darat besar-besaran, pasukan Suriah dan milisi Syiah merebut kamp pengungsi Palestina di Handarat yang berada beberapa kilometer arah utara Aleppo, namun beberapa jam kemudian mendapatkan serangan balasan dari pemberontak.

"Para pejuang melancarkan perang mati-matian karena ini adalah pertempuran soal eksistensi," kata seorang panglima pemberontak kepada Reuters.

Pemberontak mengaku merebut kembali sebagian atau semua Handarat. Sedangkan Observatorium HAM Suriah menyatakan pertempuran masih berkecamak di sana.

Belum ada komentar dari pihak militer Suriah.

Serangan ke Aleppo di mana sekitar 250.000 warga sipil terjebak di sebuah sektor yang tengah dikepung itu  mungkin menjadi pertempuran paling dahsyat dalam perang saudara Suriah yang sudah menewaskan ratusan ribu orang dan mengusir 11 juta orang dari tempat tinggalnya.

Penduduk mengatakan serangan udara ke Aleppo timur sejak ofensif itu diumumkan Kamis lalu menjadi lebih sering terjadi dibandingkan sebelumnya, dengan menggunakan bom yang lebih dahsyat. Beberapa orang terbunuh dalam dua hari terakhir.

Dua pekan setelah Moskow dan Washington mengumumkan gencatan senjata, Presiden Bashar al-Assad dan sekutunya Rusia dan Iran melancarkan kampanye serangan untuk mencatat kemenangan besar di medan laga yang telah menguburkan semua harapan diplomasi.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry sampai menghiba kepada Rusia untuk menghentikan serangan udara.

Pemberontak menyebutkan serangan udara Sabtu itu menghantam paling sedikit empat daerah padat penduduk di timur Aleppo. Mereka yakin semuanya diakibatkan pesawat tempur Rusia, demikian Reuters.


Credit  ANTARA News



Aleppo Dibombardir 200 Serangan Udara Selama Akhir Pekan


Aleppo Dibombardir 200 Serangan Udara Selama Akhir Pekan  
Selama akhir pekan, Aleppo dibombardir 200 serangan udara, tingkat serangan yang belum pernah terjadi sejak perang sipil Suriah pecah pada 2011 lalu. (Reuters/Abdalrhman Ismail)
 
Jakarta, CB -- Pasca gencatan senjata yang berakhir pada Senin pekan lalu, Aleppo terus digempur. Pada akhir pekan kemarin saja, CNN melaporkan kota itu dibombardir oleh 200 serangan udara.

Pertahanan Sipil Suriah, yang juga dikenal dengan The White Helmets, menjelaskan bahwa ia menemukan tubuh seorang ayah dan anaknya dibawah reruntuhan setelah serangan udara. Tiga anggota keluarga itu tewas akibat serangan udara; anak dan ayah tersebut, serta seorang anak lain. Ibu dan anak perempuan yang berada di ruangan lain apartemen itu, selamat dan dibawa ke rumah sakit.

Serangan mematikan itu mengenai rumah mereka pada pukul 05.00 pagi Jumat lalu, di Qaterji, Aleppo Timur. Serangan itu merupakan awal dari ratusan serangan udara selama akhir pekan lalu.

Seorang aktivis dari Aleppo menggambarkan masifnya pengeboman itu tak pernah terjadi sebelumya, sejak perang sipil Suriah pecaha pada Maret 2011.

Sebagai respons dari rangkaian serangan udara itu, para aktivis di Twitter mem-posting berbagai foto dan video dari Aleppo dengan tagar #HolocaustAleppo dalam bahasa Arab. Belum diketahui berapa korban jiwa akibat serangan udara pada akhir pekan atau pun sejak gencatan senjata berakhir.

Gencatan senjata yang berlaku di seluruh Suriah berakhir pada Senin malam pekan lalu, setelah efektif selama satu pekan. Serangan awal yang menandai berakhirnya gencatan senjata adalah serangan terhadap 18 dari 31 tuk konvoi bantuan kemanusiaan PBB.


Credit  CNN Indonesia