Selasa, 27 September 2016

UE luncurkan program bantuan untuk pengungsi Suriah di Turki


 
UE luncurkan program bantuan untuk pengungsi Suriah di Turki
Pengungsi Suriah beristirahat sejenak di pintu perbatasan Akcakale setelah menyeberang ke Turki di Provinsi Sanliurfa, Senin (15/6/15). (REUTERS/Umit Bektas)
 
Ankara (CB) - Uni Eropa (UE) meluncurkan program bantuan terbesar yang mengalokasikan hibah tunai bulanan lewat Bulan Sabit Merah Turki  (Kizilay) bagi satu juta pengungsi Suriah di Turki pada Senin (26/9).

"Hari ini kita meluncurkan proyek kemanusiaan terbesar yang pernah didukung UE. Ini akan menyediakan sumber pendapatan dasar bagi satu juta pengungsi Suriah," kata Christos Stylianides, Komisioner untuk Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis, saat konferensi pers dengan Menteri Turki Urusan UE Omer Celik.

Omer Celik menyambut program bantuan yang nilainya hampir tiga miliar euro (Rp43,9 triliun) untuk para pengungsi di Turki, namun mengkritik sistem penyaluran bantuan melalui organisasi-organisasi internasional.

"Menyalurkan bantuan melalui organisasi-organisasi non-pemerintah menghambat proses," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.

Program Jaring Pengaman Sosial Darurat (Emergency Social Safety Net/ESSN) akan mentransfer bantuan tunai bulanan 100 lira Turki ( sekitar Rp437 ribu) per orang ke kartu debit untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, perlindungan dan transportasi menurut seorang pejabat Uni Eropa yang meminta namanya tidak disebut karena mereka tidak diberi kewenangan untuk bicara dengan media.

Para pengungsi paling rentan akan dipilih dari para pendaftar dan setiap keluarga akan memiliki satu Kartu Kizilay.

Brussels menjanjikan bantuan enam miliar euro sampai 2018 untuk membantu meringankan beban Turki yang menampung sekitar tiga juta pengungsi, di samping membebaskan biaya visa bagi warga Turki yang melakukan perjalanan ke Eropa.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berulang kali mengingatkan UE bahwa Ankara tidak akan mematuhi kesepakatan penanganan migran mereka jika UE menunda menyampaikan komitmen mereka.

Turki saat ini menampung 250.000 lebih pengungsi di 26 kamp, tapi sekitar 90 persen pengungsi Suriah tinggal di luar kamp pengungsian di daerah-daerah urban dan pedesaan.


Credit  ANTARA News



Uni Eropa luncurkan proyek bantuan terbesar untuk pengungsi Suriah di Turki

Ankara (CB) - Uni Eropa, Senin, meluncurkan program bantuan kemanusiaan terbesar yang pernah dibuatnya dengan mengalokasi bantuan dana bulanan elektronik bagi satu juta pengungsi Suriah di Turki melalui Bulan Sabit Turki (Kizilay).

"Hari ini kami meluncurkan proyek kemanusiaan terbesar dan terluas yang pernah EU lakukan. (Proyek) ini akan memberikan bantuan berupa sumber pemasukan pokok bagi satu juta pengungsi Suriah," kata Christos Stylianides, Komisioner Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis, saat jumpa pers bersama Menteri Turki urusan Uni Eropa, Omer Celik.

Program bantuan itu bernilai hingga tiga miliar euro (Rp44 triliun).

Menteri Celik menyatakan menyambut baik program EU tersebut namun, pada saat yang sama, mengkritik sistem pengiriman dana melalui organisasi-organisasi internasional.

"Mengirimkan bantuan melalui Lembaga Swadaya Masyarakat akan memperlambat proses," ujarnya.

Melalui program Jaring Pengaman Sosial Darurat (ESSN), Uni Eropa setiap bulan akan mentransfer uang sebesar 100 lira Turki (sekitar Rp437 ribu) ke kartu debet setiap penerima bantuan.

Dana tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti makanan, tempat tinggal dan transportasi, kata para pejabat EU kepada Xinhua.

Pengungsi-pengungsi yang paling rentan akan dipilih dari kalangan pemohon dan setiap keluarga akan mendapatkan satu Kartu Kizilay.

Uni Eropa telah berjanji menyediakan dana sekitar enam miliar euro (Rp88 triliun) hingga 2018 untuk membantu Turki mengurangi beban menampung sekitar tiga juta pengungsi.

Selain menyediakan bantuan dana, EU juga akan memberi pembebasan visa bagi para warga negara Turki yang bepergian ke Eropa.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berkali-kali memperingatkan Uni Eropa bahwa Ankara tidak akan mematuhi kesepakatan soal migran jika EU lambat dalam menjalankan komitmennya.

Saat ini, Turki menampung lebih dari 250.000 pengungsi di 26 kamp, namun sekitar 90 persen pengungsi Suriah tinggal di luar kamp di daerah-daerah perkotaan dan pedesaan.


Credit  ANTARA News