NEW YORK - Duta
Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Samantha Power menilai Rusia
telah menyalahgunakan posisinya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan
(DK) PBB. Power menyebut penyalahgunaan itu dilakukan Rusia terkait
dengan konflik di Suriah.
Pernyataan Power disampaikan saat pertemuan DK PBB untuk membahas situasi terbaru di Suriah. Power dalam pernyataannya menyebut Rusia sebagai negara barbar, karena mendukung pemerintah Suriah membombardir warga sipil Suriah.
"Apa yang Rusia lakukan bukan mensponsori upaya kontra-terorisme, itu adalah barbarisme. Alih-alih mengejar perdamaian, Rusia dan (Bashar) Assad justru terus berperang. Alih-alih membantu warga sipil, Rusia dan Assad membom konvoi kemanusiaan, rumah sakit dan responden pertama yang berusaha mati-matian untuk menjaga orang-orang hidup. Ini saatnya untuk mengatakan siapa yang melaksanakan orang serangan udara dan siapa yang membunuh warga sipil," kata Power.
"Rusia memiliki kursi permanen di DK PBB. Ini merupakan suatu kehormatan dan itu adalah tanggung jawab. Namun di Suriah dan di Aleppo, Rusia menyalahgunakan hak istimewa bersejarah ini," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (26/9).
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft mengatakan, Rusia kemungkinan besar tidak akan dilibatkan dalam setiap pertemuan di DK PBB mengenai proses perdamaian Suriah, setelah adanya peningkatan serangan di Suriah, khususnya di Aleppo.
Pernyataan Power disampaikan saat pertemuan DK PBB untuk membahas situasi terbaru di Suriah. Power dalam pernyataannya menyebut Rusia sebagai negara barbar, karena mendukung pemerintah Suriah membombardir warga sipil Suriah.
"Apa yang Rusia lakukan bukan mensponsori upaya kontra-terorisme, itu adalah barbarisme. Alih-alih mengejar perdamaian, Rusia dan (Bashar) Assad justru terus berperang. Alih-alih membantu warga sipil, Rusia dan Assad membom konvoi kemanusiaan, rumah sakit dan responden pertama yang berusaha mati-matian untuk menjaga orang-orang hidup. Ini saatnya untuk mengatakan siapa yang melaksanakan orang serangan udara dan siapa yang membunuh warga sipil," kata Power.
"Rusia memiliki kursi permanen di DK PBB. Ini merupakan suatu kehormatan dan itu adalah tanggung jawab. Namun di Suriah dan di Aleppo, Rusia menyalahgunakan hak istimewa bersejarah ini," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (26/9).
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft mengatakan, Rusia kemungkinan besar tidak akan dilibatkan dalam setiap pertemuan di DK PBB mengenai proses perdamaian Suriah, setelah adanya peningkatan serangan di Suriah, khususnya di Aleppo.
Credit Sindonews