Ilustrasi bayi yang sedang dijemur. shutterstock.com
CB, Mexico City –
Bayi pertama di dunia yang diciptakan menggunakan teknik pembuahan dari
tiga orang tua yang kontroversial telah lahir di Meksiko.
Bayi lelaki yang diberi nama Abrahim Hassan ini sekarang telah berusia lima bulan. Bayi ini dilahirkan dari orang tua yang berasal Yordania yang dirawat di Meksiko oleh sebuah tim medis yang berasal dari New York.
Teknik kontroversial tersebut memungkinkan orang tua dengan mutasi genetik melahirkan anak-anak yang sehat. Teknik ini baru saja dilegalkan di Inggris, tapi pakar embrio mengatakan kelahiran Abrahim bakal mendorong dipercepatnya legalisasi teknik tersebut di seluruh dunia.
Bayi lelaki yang diberi nama Abrahim Hassan ini sekarang telah berusia lima bulan. Bayi ini dilahirkan dari orang tua yang berasal Yordania yang dirawat di Meksiko oleh sebuah tim medis yang berasal dari New York.
Teknik kontroversial tersebut memungkinkan orang tua dengan mutasi genetik melahirkan anak-anak yang sehat. Teknik ini baru saja dilegalkan di Inggris, tapi pakar embrio mengatakan kelahiran Abrahim bakal mendorong dipercepatnya legalisasi teknik tersebut di seluruh dunia.
“Ini sebuah teknik yang menjadi sebuah
tonggak,” kata Dr John Zhang, yang memimpin tim medis tersebut. “Ini
membuktikan untuk kali pertama bahwa informasi genetik dari tiga orang
bisa menghindari penyakit,” ujarnya menambahkan.
“Kita sekarang mengetahui bahwa
rekonstitusi sejumlah indung telur manusia bisa memproduksi seorang bayi
yang sehat. “Tak ada teknik lain yang dibuat selain ini.”
Dr Zhang tak menyebutkan nama orang tua bayi tersebut. Tapi, ia mengungkapkan perjuangan keluarga itu. Orang tua tersebut telah dua kali kehilangan anak lantaran Sindrom Leigh, yang pertama pada usia 6 tahun dan kedua pada usia 8 bulan.
Sindrom Leigh adalah kelainan saraf berbahaya yang menyerang sistem saraf. Para penderitanya biasanya meninggal dunia pada usia tiga tahun lantaran gagal paru-paru. Hasil tes menunjukkan sang ibu membawa gen penyakit tersebut dalam mitokondrianya. Mitokondria hanya memiliki 37 gen. Dalam kasus ini, satu dari empat gen dari mitokondria sang ibu memiliki mutasi yang menyebabkan Sindrom Leigh.
Putus asa karena kehilangan dua anak mereka, pasangan suami istri itu terbang ke Amerika Serikat untuk menemui Dr Zhang di New Hope, sebuah fasilitas yang fokus dalam menguji inovasi baru. Karena regulasi yang ketat di AS, tim medis itu kemudian pergi ke negara yang tak memiliki undang undang yang bisa menghambat aktivitas mereka yaitu Meksiko.
Dr Zhang tak menyebutkan nama orang tua bayi tersebut. Tapi, ia mengungkapkan perjuangan keluarga itu. Orang tua tersebut telah dua kali kehilangan anak lantaran Sindrom Leigh, yang pertama pada usia 6 tahun dan kedua pada usia 8 bulan.
Sindrom Leigh adalah kelainan saraf berbahaya yang menyerang sistem saraf. Para penderitanya biasanya meninggal dunia pada usia tiga tahun lantaran gagal paru-paru. Hasil tes menunjukkan sang ibu membawa gen penyakit tersebut dalam mitokondrianya. Mitokondria hanya memiliki 37 gen. Dalam kasus ini, satu dari empat gen dari mitokondria sang ibu memiliki mutasi yang menyebabkan Sindrom Leigh.
Putus asa karena kehilangan dua anak mereka, pasangan suami istri itu terbang ke Amerika Serikat untuk menemui Dr Zhang di New Hope, sebuah fasilitas yang fokus dalam menguji inovasi baru. Karena regulasi yang ketat di AS, tim medis itu kemudian pergi ke negara yang tak memiliki undang undang yang bisa menghambat aktivitas mereka yaitu Meksiko.
Bayi itu kemudian lahir melalui sebuah teknik yang disebut spindle nuclear transfer. Dr Zhang mengangkat nukleus dari salah satu telur sang ibu. Kemudian dimasukkan telur dari donor.
Telur itu kemudian dibuahi oleh sperma sang ayah. Lima telur dibuat dengan teknik ini, tapi hanya satu yang bertahan. Temuan ini akan ditampilkan di American Society for Reproductive Medicine's Scientific Congress di Salt Lake City bulan depan.
Untuk saat ini, pakar embrio hanya fokus pada teknik ini sebagai cara untuk menghindari penyakit keturunan yang membuat banyak orang dewasa dengan mutasi genetik tak bisa memiliki anak.
Tapi, Dr Zhang mengatakan aplikasi ini bisa tidak terbatas hingga bisa digunakan untuk mengubah DNA anak yang belum lahir atau mengedit penampilan atau kemampuan mereka.
Credit TEMPO.CO