NEW YORK -
Pemerintah Suriah merespon tudingan yang dilontarkan Barat terhadap mereka. Sejumlah diplomat negara Barat menyebut Rusia dan Suriah sebagai penjahat perang, karena melakukan serangan terhadap warga sipil Suriah.
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Ja'afari, dalam pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk membahas konflik Suriah menyebut bahwa negara yang melemparkan tudingan tersebut sebagai munafik.
Dirinya menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu contohnya. Mereka mengecam aksi Suriah dan Rusia, tapi di sisi lain AS telah melakukan serangan terhadap posisi pasukan Suriah, dan mendukung kelompok pemberontak yang sudah masuk dalam daftar hitam kelompok teroris, seperti Ahrar Al-Sham.
"Beberapa negara anggota PBB harus berhenti berbohong kepada diri mereka sendiri dan ke seluruh dunia," ucap Ja'afari dalam pertemuan tersebut, seperti dilansir Russia Today pada Senin (26/9).
Dia mengatakan, pemerintah Suriah mengambil semua langkah yang mungkin untuk memastikan penduduk sipil tidak menjadi korban serangan, dan telah meminta warga sipil untuk menjauh dari posisi teroris.
"Namun, sayangnya kelompok militan tidak membiarkan warga sipil meninggalkan Aleppo dan menggunakannya sebagai perisai," sambung diplomat senior Suriah tersebut.
Pemerintah Suriah merespon tudingan yang dilontarkan Barat terhadap mereka. Sejumlah diplomat negara Barat menyebut Rusia dan Suriah sebagai penjahat perang, karena melakukan serangan terhadap warga sipil Suriah.
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Ja'afari, dalam pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk membahas konflik Suriah menyebut bahwa negara yang melemparkan tudingan tersebut sebagai munafik.
Dirinya menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu contohnya. Mereka mengecam aksi Suriah dan Rusia, tapi di sisi lain AS telah melakukan serangan terhadap posisi pasukan Suriah, dan mendukung kelompok pemberontak yang sudah masuk dalam daftar hitam kelompok teroris, seperti Ahrar Al-Sham.
"Beberapa negara anggota PBB harus berhenti berbohong kepada diri mereka sendiri dan ke seluruh dunia," ucap Ja'afari dalam pertemuan tersebut, seperti dilansir Russia Today pada Senin (26/9).
Dia mengatakan, pemerintah Suriah mengambil semua langkah yang mungkin untuk memastikan penduduk sipil tidak menjadi korban serangan, dan telah meminta warga sipil untuk menjauh dari posisi teroris.
"Namun, sayangnya kelompok militan tidak membiarkan warga sipil meninggalkan Aleppo dan menggunakannya sebagai perisai," sambung diplomat senior Suriah tersebut.
Credit Sindonews