Taman Bumi Nasional Rinjani di Nusa Tenggara Barat diajukan Indonesia menjadi Taman Bumi Global UNESCO.
Upaya ini dilakukan delegasi Indonesia yang menghadiri konferensi UNESCO di Torquay, Inggris barat daya, 27-30 September 2016.Deputi Menko Kemaritiman, Safri Burhanuddin, yang juga salah satu anggota delegasi Indonesia mengatakan dokumen sudah dimasukkan dan tim UNESCO juga sudah melakukan kunjungan.
"Diharapkan selama konferensi kami sudah tahu hasilnya apakah Rinjani masuk ke daftar UNESCO, kalau tidak mungkin awal tahun depan sudah ada kepastiannya," kata Safri kepada BBC Indonesia.
Selain Rinjani, Indonesia memamerkan beberapa taman Bumi atau geopark di antaranya Taman Bumi Ciletuh-Pelabuhan Ratu, Toba, Merangin, Maros-Pangkep, dan Raja Ampat.
Dari beberapa yang dipamerkan di ajang konferensi, Rinjani yang dinilai paling siap 'untuk naik kelas dari Taman Bumi Nasional menjadi Taman Bumi Global'.
Peningkatan wisatawan
Safri menjelaskan ada tiga komponen yang menjadi penilaian UNESCO, yaitu keberagaman geologis, keberagaman flora/fauna, dan keberagaman budaya.Ketiga komponen ini secara berkala terus dievaluasi dan jika dinyatakan mengalami penurunan, UNESCO akan menurunkan status dari Taman Bumi Global kembali menjadi Taman Bumi Nasional.
Salah satu keuntungan dari peningkatan status adalah angka kunjungan wisatawan yang naik pesat.
"Misalnya Taman Bumi Sewu. Setelah masuk daftar UNESCO angka kunjungan naik menjadi 1000%," kata Safri.
Ia menjelaskan masuk ke daftar UNESCO ibarat promosi cuma-cuma secara global dan dari sini publik juga mendapatkan jaminan bahwa taman tersebut memang layak dikunjungi.
Indonesia sudah memiliki dua taman Bumi yang berstatus Taman Bumi Global, yaitu Taman Bumi Batur di Bali dan Taman Bumi Sewu di Jawa Tengah.
Setelah Rinjani, Toba yang akan menjadi fokus berikutnya untuk dinaikkan statusnya menjadi Taman Bumi global.
Credit BBC