AMSTERDAM
- Jaksa internasional mengatakan pesawat Malaysia Airlines MH17
ditembak jatuh oleh rudal buatan Rusia. Rudal tersebut ditembakkan dari
sebuah peluncur yang dibawa Ukraina dari Rusia dan terletak di sebuah
desa yang dikuasai pemberontak pro Rusia.
Kesimpulan ini didasarkan pada ribuan penyadapan, foto, keterangan saksi dan tes forensik selama lebih dari dua tahun. Insiden ini menyebabkan hubungan Rusia dengan Barat menjadi tegang. Sejumlah temuan yang menjadi kunci adalah pesawat itu ditembak dengan rudal Buk 9M38 buatan Rusia, rudal tersebut ditembakkan dari desa Pervomaysk yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur, dan peluncur rudal diangkut ke Ukraina dari Rusia.
"Trailer Buk ini berasal dari wilayah Federasi Rusia dan setelah peluncuran itu kembali lagi ke wilayah Federasi Rusia," kata Wilbert Paulissen, kepala penyelidik dengan polisi nasional Belanda seperti disitat dari Reuters, Kamis (29/9/2016).
Jaksa mengatakan bahwa sementara mereka tidak akan mengungkapkan pelaku penembakan atau pun membentuk sebuah pengadilan. Pihak jaksa mengatakan mereka telah mengidentifikasi 100 orang yang diduga terkait dengan insiden yang terjadi pada 17 Juli 2014 lalu.
"Beberapa dari mereka, kita tahu cukup persis apa peran dan posisi mereka, misalnya mereka yang mengorganisir kedatangan roket Buk dan yang bertanggung jawab atas transportasi saat itu. Kami tahu persis apa yang terjadi, tapi siapa yang sebenarnya bertanggung jawab, dan apakah hal itu dilakukan dengan sengaja, masih ada penyelidikan yang masih terus dilakukan," tutur kepala jaksa di kantor Kejaksaan nasional Belanda, Fred Westerbeke.
Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 ditembak jatuh saat melakukan perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada bulan Juli 2014. Semua penumpang dan kru pesawat yang berjumlah 298 tewas dimana sebagai besar dari mereka adalah warga Belanda.
Kesimpulan ini didasarkan pada ribuan penyadapan, foto, keterangan saksi dan tes forensik selama lebih dari dua tahun. Insiden ini menyebabkan hubungan Rusia dengan Barat menjadi tegang. Sejumlah temuan yang menjadi kunci adalah pesawat itu ditembak dengan rudal Buk 9M38 buatan Rusia, rudal tersebut ditembakkan dari desa Pervomaysk yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur, dan peluncur rudal diangkut ke Ukraina dari Rusia.
"Trailer Buk ini berasal dari wilayah Federasi Rusia dan setelah peluncuran itu kembali lagi ke wilayah Federasi Rusia," kata Wilbert Paulissen, kepala penyelidik dengan polisi nasional Belanda seperti disitat dari Reuters, Kamis (29/9/2016).
Jaksa mengatakan bahwa sementara mereka tidak akan mengungkapkan pelaku penembakan atau pun membentuk sebuah pengadilan. Pihak jaksa mengatakan mereka telah mengidentifikasi 100 orang yang diduga terkait dengan insiden yang terjadi pada 17 Juli 2014 lalu.
"Beberapa dari mereka, kita tahu cukup persis apa peran dan posisi mereka, misalnya mereka yang mengorganisir kedatangan roket Buk dan yang bertanggung jawab atas transportasi saat itu. Kami tahu persis apa yang terjadi, tapi siapa yang sebenarnya bertanggung jawab, dan apakah hal itu dilakukan dengan sengaja, masih ada penyelidikan yang masih terus dilakukan," tutur kepala jaksa di kantor Kejaksaan nasional Belanda, Fred Westerbeke.
Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 ditembak jatuh saat melakukan perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur pada bulan Juli 2014. Semua penumpang dan kru pesawat yang berjumlah 298 tewas dimana sebagai besar dari mereka adalah warga Belanda.
Credit Sindonews
Rusia Tolak Hasil Penyelidikan Insiden Jatuhnya MH17
MOSKOW
- Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov
berpendapat bahwa kesimpulan penyidik insiden Malaysia Airlines
menimbulkan keraguan. Ia mengklaim hasil penyelidikian itu berdasarkan
informasi dari internet dan dinas khusus Ukraina.
Pesawat Malaysia Airlines jatuh pada 17 Juli 2014 oleh rudal yang ditembakkan dari wilayah timur Ukraina, menewaskan 298 orang didalamnya. Hasil penyidikan yang dipimpin oleh Belanda mengatakan bahwa pesawat nahas itu ditembak jatuh oleh rudal Buk buatan Rusia dari wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak yang didukung Rusia. Penyidik mengatakan peluncur rudal di bawa dari Rusia dan kemudian kembali ke Rusia.
Menanggapi hasil temuan itu, Konashenkov bersikeras bahwa Rusia tidak pernah mengirimkan sistem pertahanan rudal ke Ukraina. "Sistem pertahanan rudal Rusia, termasuk Buk, tidak pernah menyebrangi perbatasan Rusia-Ukraina," bantah Konashenkov seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Kamis (29/9/2016).
Sementara itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka mendukung temuan dari laporan sementara Tim Investigasi Gabungan. AS pun menyerukan digelarnya pengadilan bagi para pelaku penembakan.
"Meskipun tidak ada yang bisa mengambil kesedihan mereka yang kehilangan orang yang dicintai pada hari yang tragis itu, pengumuman ini merupakan langkah maju menuju pengadilan bagi mereka yang bertanggung jawab atas serangan keterlaluan ini," bunyi pernyataan Deplu AS.
Dikatakan AS akan terus bekerja dengan Tim Investigasi Gabungan dalam penyelidikan MH17 dan mendesak negara-negara lain untuk melakukannya juga.
Pesawat Malaysia Airlines jatuh pada 17 Juli 2014 oleh rudal yang ditembakkan dari wilayah timur Ukraina, menewaskan 298 orang didalamnya. Hasil penyidikan yang dipimpin oleh Belanda mengatakan bahwa pesawat nahas itu ditembak jatuh oleh rudal Buk buatan Rusia dari wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak yang didukung Rusia. Penyidik mengatakan peluncur rudal di bawa dari Rusia dan kemudian kembali ke Rusia.
Menanggapi hasil temuan itu, Konashenkov bersikeras bahwa Rusia tidak pernah mengirimkan sistem pertahanan rudal ke Ukraina. "Sistem pertahanan rudal Rusia, termasuk Buk, tidak pernah menyebrangi perbatasan Rusia-Ukraina," bantah Konashenkov seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Kamis (29/9/2016).
Sementara itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka mendukung temuan dari laporan sementara Tim Investigasi Gabungan. AS pun menyerukan digelarnya pengadilan bagi para pelaku penembakan.
"Meskipun tidak ada yang bisa mengambil kesedihan mereka yang kehilangan orang yang dicintai pada hari yang tragis itu, pengumuman ini merupakan langkah maju menuju pengadilan bagi mereka yang bertanggung jawab atas serangan keterlaluan ini," bunyi pernyataan Deplu AS.
Dikatakan AS akan terus bekerja dengan Tim Investigasi Gabungan dalam penyelidikan MH17 dan mendesak negara-negara lain untuk melakukannya juga.
Credit Sindonews