Ilustrasi. (U.S. Air Force photo)
Kedutaan Besar AS di Manila menjabarkan bahwa Washington mengerahkan dua pesawat Hercules C-130 dan sekitar 100 penerbang 347th Air Wing dari Pangkalan Udara Yokota, Jepang; 36th Contingency Response Group dari Pangkalan Udara Andersen, Guam; dan ke Pangkalan Udara Mactan Ebuenito di Cebu, Filipina.
Pengiriman kontingen ini merupakan kali ketiga sepanjang tahun 2016. Rotasi pertama dilakukan di Pangkalan Udara Clark pada April lalu setelah Menteri Pertahanan Filipina, Voltaire Gazmin, dan Menhan AS, Ash Carter, menekankan inisiatif untuk memperkuat kerja sama kedua negara.
Saat itu, AS mengirimkan A-10C Thunderbolt IIs, HH-60G Pave Hawks, dan sekitar 200 personel dari unit Pasukan Udara Pasifik (PACAF).
Dua bulan kemudian, tepatnya 15 Juni, pengiriman kedua dilakukan, yaitu mencakup EA-18G Growlers bersama personel tentara.
Namun pengiriman pada bulan ini merupakan kali pertama sejak pemerintahan Filipina bergulir ke tangan Presiden Rodrigo Duterte.
Belakangan ini, hubungan kedua negara memanas. Duterte sempat mengimbau sisa pasukan AS untuk segera hengkang dari wilayah selatan Filipina atas alasan keamanan.
Saat berkunjung ke Indonesia, Duterte juga sempat menyinggung bantuan militer AS yang terkesan sekadar formalitas, seperti pengiriman jet tempur tanpa rudal.
Namun, Duterte akhirnya mengakui bahwa Filipina membutuhkan AS, terutama di tengah kemelut sengketa lahan di Laut China Selatan.
Program pengiriman kontingen ini pun akan terus dilanjutkan. Sekitar 1.400 tentara direncanakan tiba pada bulan depan untuk ikut serta dalam pelatihan bilateral ini.
Credit CNN Indonesia