MANILA
- Kapal perang terbesar Angkatan Laut Filipina, BRP Tarlac, buatan PT
PAL Indonesia, mengalami kerusakan ringan setelah tabarkan dengan kapal
tanker Liberia. Angkatan Laut Filipina mengatakan kapal BRP Tarlac
segera diperbaiki dan tidak ada masalah dalam menjalankan tugasnya.
Tabrakan kapal terjadi pada 19 September 2016 lalu saat kapal BRP Tarlac hendak berlabuh di Naval Station Romula Espaldon, Mindanao.
Para pejabat Angkatan Laut Filipina mengatakan kapal perang terbesar militer Manila itu rusak ringan di bagian kanan dan benteng depan. Tidak ada awak kapal yang terluka dalam insiden tabrakan tersebut.
Kapal BRP Tarlac tipe Strategic Sealift Vessel (SSV)-1 dikirim PT PAL Indonesia ke Filipina pada bulan Mei 2016 lalu. Penjualan kapal itu bagian dari kontrak pada tahun 2014 senilai USD92 juta. Dalam kontrak itu, PT PAL akan menyerahkan dua kapal tipe SSVs ke Filipina. Satu kapal lagi rencananya akan dikirim pada pertengahan 2017.
Dalam beberapa pekan terakhir, kapal Tarlac telah digunakan sebagai kapal komando dan kontrol untuk operasi berkelanjutan di Laut Sulu terhadap kelompok Abu Sayyaf.
Juru bicara Angkatan Laut Filipina Lued Lincuna, seperti dikutip The Diplomat semalam (22/9/2016), mengatakan bahwa perbaikan kapal sedang berlangsung dan kapal tetap bisa melanjutkan tugas tanpa mengalami kesulitan.
Lincuna menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan oleh aparat Coast Guard Filipina untuk menentukan penyebab tabrakan.
Tabrakan kapal terjadi pada 19 September 2016 lalu saat kapal BRP Tarlac hendak berlabuh di Naval Station Romula Espaldon, Mindanao.
Para pejabat Angkatan Laut Filipina mengatakan kapal perang terbesar militer Manila itu rusak ringan di bagian kanan dan benteng depan. Tidak ada awak kapal yang terluka dalam insiden tabrakan tersebut.
Kapal BRP Tarlac tipe Strategic Sealift Vessel (SSV)-1 dikirim PT PAL Indonesia ke Filipina pada bulan Mei 2016 lalu. Penjualan kapal itu bagian dari kontrak pada tahun 2014 senilai USD92 juta. Dalam kontrak itu, PT PAL akan menyerahkan dua kapal tipe SSVs ke Filipina. Satu kapal lagi rencananya akan dikirim pada pertengahan 2017.
Dalam beberapa pekan terakhir, kapal Tarlac telah digunakan sebagai kapal komando dan kontrol untuk operasi berkelanjutan di Laut Sulu terhadap kelompok Abu Sayyaf.
Juru bicara Angkatan Laut Filipina Lued Lincuna, seperti dikutip The Diplomat semalam (22/9/2016), mengatakan bahwa perbaikan kapal sedang berlangsung dan kapal tetap bisa melanjutkan tugas tanpa mengalami kesulitan.
Lincuna menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan oleh aparat Coast Guard Filipina untuk menentukan penyebab tabrakan.
Credit Sindonews