MANILA
- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, lagi-lagi mengeluarkan makian
kotor terhadap Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon, yang dia
tantang melakukan investigasi soal perang narkoba di Filipina. Kali ini,
Duterte menyebut Ban Ki-moon dengan sebutan “setan”.
Presiden Filipina itu menantang Ban Ki-moon dan Uni Eropa melakukan investigasi soal tuduhan pembunuhan di luar hukum selama perang narkoba berlangsung di Filipina. Duterte sebelumnya menghujat Sekjen PBB dan Ban Ki-moon setelah perang narkoba yang dia kobarkan dikritik.
”Saya mengundang (Sekjen) PBB Ban Ki.... Siapa nama setan itu? ... Ban Ki-moon,” kata Duterte seperti dikutip Reuters, Jumat (23/9/2016).
"Saya mengundang Uni Eropa, kirim pengacara terbaik dari Anda sendiri, juga pelapor, untuk datang ke Filipina. Saya akan menulis surat untuk mengundang mereka agar melakukan investigasi,” katanya lagi.
Sejak menjabat 11 minggu yang lalu, sekitar 3.000 orang telah tewas dalam tindakan keras Pemerintah Duterte pada pengguna dan gembong narkoba. Kebanyakan korban ditembak mati orang tak dikenal yang diduga pembunuh bayaran, bukan oleh polisi Filipina.
Kepolisian Nasional Filipina (AFP) telah mengklaim perang narkoba yang dikobarkan Duterte mencapai kesuksesan. Di mana, sejak perang narkoba diluncurkan, 90 persen pasokan narkoba di Filipina berhasil dipangkas dan sekitar 700 ribu pengguna dan gembong narkoba telah menyerahkan diri ke polisi.
Kendati demikian, Duterte belum puas. Dia telah memperpanjang waktu perang narkoba hingga enam bulan ke depan.
”Saya meminta polisi untuk pergi setelah (pengedar narkoba merajalela) dan jika mereka datang dengan perlawanan dengan kekerasan, bunuh mereka,” kata Duterte.
Presiden Filipina itu menantang Ban Ki-moon dan Uni Eropa melakukan investigasi soal tuduhan pembunuhan di luar hukum selama perang narkoba berlangsung di Filipina. Duterte sebelumnya menghujat Sekjen PBB dan Ban Ki-moon setelah perang narkoba yang dia kobarkan dikritik.
”Saya mengundang (Sekjen) PBB Ban Ki.... Siapa nama setan itu? ... Ban Ki-moon,” kata Duterte seperti dikutip Reuters, Jumat (23/9/2016).
"Saya mengundang Uni Eropa, kirim pengacara terbaik dari Anda sendiri, juga pelapor, untuk datang ke Filipina. Saya akan menulis surat untuk mengundang mereka agar melakukan investigasi,” katanya lagi.
Sejak menjabat 11 minggu yang lalu, sekitar 3.000 orang telah tewas dalam tindakan keras Pemerintah Duterte pada pengguna dan gembong narkoba. Kebanyakan korban ditembak mati orang tak dikenal yang diduga pembunuh bayaran, bukan oleh polisi Filipina.
Kepolisian Nasional Filipina (AFP) telah mengklaim perang narkoba yang dikobarkan Duterte mencapai kesuksesan. Di mana, sejak perang narkoba diluncurkan, 90 persen pasokan narkoba di Filipina berhasil dipangkas dan sekitar 700 ribu pengguna dan gembong narkoba telah menyerahkan diri ke polisi.
Kendati demikian, Duterte belum puas. Dia telah memperpanjang waktu perang narkoba hingga enam bulan ke depan.
”Saya meminta polisi untuk pergi setelah (pengedar narkoba merajalela) dan jika mereka datang dengan perlawanan dengan kekerasan, bunuh mereka,” kata Duterte.
Credit Sindonews
Duterte Bakal Undang PBB dan UE Selidiki Perang Anti Narkoba
MANILA
- Presiden Filipina akan mengundang Sekjen PBB Ban Ki-moon dan pejabat
Uni Eropa (UE) untuk melakukan investigasi dalam pembunuhan ekstra
judicial dalam rangka perang melawan narkoba. Selama ini, kebijakan
Duterte tersebut kerap menuai kecaman dari kedua lembaga internasional
itu.
"Saya mengundang Sekjen PBB, Ban Ki-moon, saya mengundang Uni Eropa untuk mengirimkan walikota terbaiknya dan bahkan lembaga pelapor pergi ke Filipina. Saya akan menulis surat untuk mengundang mereka guna melakukan penyelidikan," kata Duterte.
Undangan yang dilayangkan oleh Duterte itu dilengkapi dengan satu syarat. "Setelah mereka memberikan pertanyaan kepada saya, saya akan memberikan pertanyaan kepada mereka. Itu dilakukan di forum terbuka, mereka bisa menggunakan Senat. Semua orang akan diundang," katanya.
"Lihat saja bagaimana saya akan mengalahkan orang-orang bodoh itu," tambahnya seperti dikutip dari laman Rappler, Kamis (22/9/2016).
Undangan Duterte ini datang setelah Ban Ki-moon dan beberapa pejabat PBB serta lembaga pelapor secara terbuka mengkritik "perang" terhadap narkoba yang dilakukan pemerintahannya
Parlemen Eropa juga mengeluarkan pernyataan keprihatinannya meningkatnya jumlah pembunuhan yang didorong oleh kebijakan Duterte melakukan pembunuhan di luar hukum.
"Saya mengundang Sekjen PBB, Ban Ki-moon, saya mengundang Uni Eropa untuk mengirimkan walikota terbaiknya dan bahkan lembaga pelapor pergi ke Filipina. Saya akan menulis surat untuk mengundang mereka guna melakukan penyelidikan," kata Duterte.
Undangan yang dilayangkan oleh Duterte itu dilengkapi dengan satu syarat. "Setelah mereka memberikan pertanyaan kepada saya, saya akan memberikan pertanyaan kepada mereka. Itu dilakukan di forum terbuka, mereka bisa menggunakan Senat. Semua orang akan diundang," katanya.
"Lihat saja bagaimana saya akan mengalahkan orang-orang bodoh itu," tambahnya seperti dikutip dari laman Rappler, Kamis (22/9/2016).
Undangan Duterte ini datang setelah Ban Ki-moon dan beberapa pejabat PBB serta lembaga pelapor secara terbuka mengkritik "perang" terhadap narkoba yang dilakukan pemerintahannya
Parlemen Eropa juga mengeluarkan pernyataan keprihatinannya meningkatnya jumlah pembunuhan yang didorong oleh kebijakan Duterte melakukan pembunuhan di luar hukum.
Credit Sindonews