CB, Shanghai – Media resmi pemerintah Cina
meningkatkan serangan verbal terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald
Trump, terkait kebijakan perdagangannnya yang bersifat proteksionisme.
Media Cina menyebut keyakinan Trump soal jatuhnya harga-harga saham di bursa efek di negara komunis itu sebagai indikator kemenangannya dalam perang dagang sebagai adalah harapan kosong saja.
“Media Harian Rakyat Cina yang dikelola Partai Komunis menyasar Trump dan menyebutnya membintangi drama tipuan ala petarung jalanan yang berisi pemerasan dan intimidasi,” begitu dilansir Reuters, Selasa, 7 Agustus 2018.
Sebelumnya, media Harian Rakyat cenderng bersikap lunak dalam mengkritik Presiden AS.
Media Harian Rakyat juga mengkritik cuitan Trump pada Sabtu pekan lalu yang berbunyi,”Tarif berdampak lebih baik daripada yang diantisipasi. Pasar Cina telah turun 27 persen dalam empat bulan terakhir.”
Media berbahasa Inggris ini menanggapi kinerja pasar saham Cina memburuk sebelum pemerintah AS mengenakan kenaikan tarif. Ini terjadi karena Beijing mencoba mengurangi beban utang perusahaan.
Kontainer terlihat di Pelabuhan Yangshan di Shanghai, Cina, 24 April 2018.[REUTERS/Aly Song]
Media ini juga mengkritik kondisi defisit perdagangan AS, yang dinilai justru membesar sebanyak US$3 miliar sehigga naik menjadi $46,3 miliar atau sekitar Rp668 triliun pada Juni 2018. Ini menandakan kenaikan pertama dalam empat bulan terakhir.
Media Harian Cina atau China Daily ini kerap digunakan pemerintah untuk mengkomunikasikan pesan kepada publik internasional.
Seperti dilansi NBC, Trump telah mengkritik Cina karena defisit neraca perdagangan kedua negara yang sangat menguntungkan negara komunis itu. Nilainya berkisar US$375 -- 500 miliar per tahun tergantung metode penghitungan yang digunakan. Trump beralasan ini terjadi karena ada praktek dagang tidak adil yang dilakukan Cina selama ini seperti pemberian subsidi terselubung.
Media Cina juga menyuarakan opini negara itu bakal mampu melewati masa perang dagang dengan AS secara lancar. Kondisi perekonomian Cina sangat baik untuk menghadapi perang dagang ini.
“Kami memiliki alasan sangat kuat bawa selama masa friksi perdagangan kompleks ini, dengan mengandalkan pasar domestik, Cina bisa melanjutkan posisi global terdepan di bidang ekonomi dan industri,” kata Mei Xinyu, seorang analis ekonomi.
Media Cina menyebut keyakinan Trump soal jatuhnya harga-harga saham di bursa efek di negara komunis itu sebagai indikator kemenangannya dalam perang dagang sebagai adalah harapan kosong saja.
“Media Harian Rakyat Cina yang dikelola Partai Komunis menyasar Trump dan menyebutnya membintangi drama tipuan ala petarung jalanan yang berisi pemerasan dan intimidasi,” begitu dilansir Reuters, Selasa, 7 Agustus 2018.
Sebelumnya, media Harian Rakyat cenderng bersikap lunak dalam mengkritik Presiden AS.
Media Harian Rakyat juga mengkritik cuitan Trump pada Sabtu pekan lalu yang berbunyi,”Tarif berdampak lebih baik daripada yang diantisipasi. Pasar Cina telah turun 27 persen dalam empat bulan terakhir.”
Media berbahasa Inggris ini menanggapi kinerja pasar saham Cina memburuk sebelum pemerintah AS mengenakan kenaikan tarif. Ini terjadi karena Beijing mencoba mengurangi beban utang perusahaan.
Kontainer terlihat di Pelabuhan Yangshan di Shanghai, Cina, 24 April 2018.[REUTERS/Aly Song]
Media ini juga mengkritik kondisi defisit perdagangan AS, yang dinilai justru membesar sebanyak US$3 miliar sehigga naik menjadi $46,3 miliar atau sekitar Rp668 triliun pada Juni 2018. Ini menandakan kenaikan pertama dalam empat bulan terakhir.
Media Harian Cina atau China Daily ini kerap digunakan pemerintah untuk mengkomunikasikan pesan kepada publik internasional.
Seperti dilansi NBC, Trump telah mengkritik Cina karena defisit neraca perdagangan kedua negara yang sangat menguntungkan negara komunis itu. Nilainya berkisar US$375 -- 500 miliar per tahun tergantung metode penghitungan yang digunakan. Trump beralasan ini terjadi karena ada praktek dagang tidak adil yang dilakukan Cina selama ini seperti pemberian subsidi terselubung.
Media Cina juga menyuarakan opini negara itu bakal mampu melewati masa perang dagang dengan AS secara lancar. Kondisi perekonomian Cina sangat baik untuk menghadapi perang dagang ini.
“Kami memiliki alasan sangat kuat bawa selama masa friksi perdagangan kompleks ini, dengan mengandalkan pasar domestik, Cina bisa melanjutkan posisi global terdepan di bidang ekonomi dan industri,” kata Mei Xinyu, seorang analis ekonomi.
Credit tempo.co