Yasuda mulai melaporkan tentang Timur Tengah pada awal 2000-an.
CB,
TOKYO -- Pemerintah Jepang mengatakan pada Rabu (1/8), mereka akan
berupaya menyelamatkan seorang jurnalis Jepang yang diyakini ditahan di
Suriah. Jurnalis
freelance Jumpei Yasuda terakhir diketahui
berada di Suriah pada 2015. Baru-baru ini sebuah video yang menampilkan
sosok mirip Yasuda muncul di internet.
Juru Bicara Kepala Kabinet Yoshihide Suga yakin pria dalam video itu
adalah Yasuda. Suga menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang
upaya penyelamatan yang akan dilakukan pemerintah.
"Tanggung
jawab terbesar bagi pemerintah adalah melindungi keamanan warga negara
Jepang. Kami akan berupaya semaksimal mungkin (untuk menyelamatkannya)
melalui berbagai jaringan informasi," katanya.
Pria
dalam video yang dirilis Selasa (31/7) mengatakan, dia berada di
wilayah yang berbahaya dan membutuhkan penyelamatan segera.
Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
Pria
berjenggot itu berbicara dalam bahasa Jepang tetapi mengaku sebagai
orang Korea bernama "Umaru." Dia menyebutkan pembuatan video dilakukan
pada 25 Juli 2018. Rekaman berdurasi 20 detik itu dibuat di luar
ruangan.
Beberapa video yang menunjukkan seorang pria yang diyakini sebagai Yasuda juga pernah dirilis pada tahun lalu.
Yasuda
mulai melaporkan tentang Timur Tengah pada awal 2000-an. Dia disandera
di Irak pada 2004 bersama tiga orang Jepang lainnya. Ia dibebaskan
setelah ulama merundingkan pembebasannya. Perjalanan terakhirnya ke
Suriah pada 2015 untuk melaporkan teman wartawannya Kenji Goto, yang
disandera dan dibunuh oleh kelompok ISIS.
Yasuda terkahir kali berkomunikasi dengan mengirim pesan kepada
freelancer
Jepang lainnya pada 23 Juni 2015. Dalam kicauan terakhirnya dua hari
sebelumnya, Yasuda mengatakan bahwa laporannya sering terkendala dan dia
akan berhenti mengicaukan keberadaan dan aktivitasnya.