TEL AVIV
- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahaya yang
yang dihadapi Iran jika memblokir Selat Bab al-Mandab, mulut Laut Merah.
Menurutnya, jika itu terjadi maka Teheran akan menghadapi pasukan
koalisi internasional termasuk pasukan Israel di perairan tersebut.
Peringatan Netanyahu disampaikan hari Rabu sebagai respons atas serangan misterius terhadap kapal tanker minyak Arab Saudi belum lama ini.
"Awal pekan ini, kami menyaksikan bentrokan tajam dengan satelit Iran yang mencoba menyabotase pelayaran internasional di Selat (Bab al-Mandab) di mulut Laut Merah," kata Netanyahu dalam upacara wisuda perwira angkatan laut.
Sekadar diketahui, Kapal tanker besar yang membawa pasokan minyak dari Arab Saudi yang menuju Mesir diserang rudal dari Selat Bab al-Mandab pada Kamis pekan lalu. Pemberontak Houthi di Yaman, yang selama ini dianggap sebagai sekutu Teheran, bertanggung jawab atas serangan itu.
Serangan itu terjadi di saat Iran dan Amerika Serikat (AS) saling mengumbar ancaman. Iran telah mengancam menutup Selat Hormuz, yang jadi jalur internasional perdagangan minyak, jika masyarakat internasional memblokir ekspor minyak Teheran seperti seruan As.
AS menyerukan pemblokiran ekspor minyak Iran sebagai upaya pemberlakukan sanksi usai Washington menarik diri dari pejanjian nuklir Teheran 2015.
"Jika Iran mencoba untuk memblokir Selat Bab al-Mandab, itu akan menemukan dirinya menghadapi koalisi internasional yang bertekad untuk mencegahnya melakukan hal itu, dan koalisi ini juga akan mencakup negara Israel dan semua senjatanya," kata Netanyahu.
Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman juga melontarkan peringatan serupa."Baru-baru ini, kami telah mendengar tentang ancaman untuk merusak kapal-kapal Israel di Laut Merah," katanya.
"Saya ingin menekankan, militer Israel siap untuk menanggapi secara bersamaan di dua front, dan juga di Laut Merah. Hanya dalam hal ini kita akan kurang selektif dan bahaya bagi musuh kita akan lebih besar. Saya harap mereka memperhitungkannya," kata Lieberman, seperti dikutip Haaretz, Kamis (2/8/2018).
Kapal tanker minyak Saudi yang diserang rudal membawa sekitar 2 juta barel minyak. Menurut Washington Institute, kapal tanker minyak Saudi dihantam rudal ditembakkan dari wilayah Yaman. Rudal tersebut diduga C-802, yang disuplai Iran kepada para pemberontak Houthi.
Peringatan Netanyahu disampaikan hari Rabu sebagai respons atas serangan misterius terhadap kapal tanker minyak Arab Saudi belum lama ini.
"Awal pekan ini, kami menyaksikan bentrokan tajam dengan satelit Iran yang mencoba menyabotase pelayaran internasional di Selat (Bab al-Mandab) di mulut Laut Merah," kata Netanyahu dalam upacara wisuda perwira angkatan laut.
Sekadar diketahui, Kapal tanker besar yang membawa pasokan minyak dari Arab Saudi yang menuju Mesir diserang rudal dari Selat Bab al-Mandab pada Kamis pekan lalu. Pemberontak Houthi di Yaman, yang selama ini dianggap sebagai sekutu Teheran, bertanggung jawab atas serangan itu.
Serangan itu terjadi di saat Iran dan Amerika Serikat (AS) saling mengumbar ancaman. Iran telah mengancam menutup Selat Hormuz, yang jadi jalur internasional perdagangan minyak, jika masyarakat internasional memblokir ekspor minyak Teheran seperti seruan As.
AS menyerukan pemblokiran ekspor minyak Iran sebagai upaya pemberlakukan sanksi usai Washington menarik diri dari pejanjian nuklir Teheran 2015.
"Jika Iran mencoba untuk memblokir Selat Bab al-Mandab, itu akan menemukan dirinya menghadapi koalisi internasional yang bertekad untuk mencegahnya melakukan hal itu, dan koalisi ini juga akan mencakup negara Israel dan semua senjatanya," kata Netanyahu.
Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman juga melontarkan peringatan serupa."Baru-baru ini, kami telah mendengar tentang ancaman untuk merusak kapal-kapal Israel di Laut Merah," katanya.
"Saya ingin menekankan, militer Israel siap untuk menanggapi secara bersamaan di dua front, dan juga di Laut Merah. Hanya dalam hal ini kita akan kurang selektif dan bahaya bagi musuh kita akan lebih besar. Saya harap mereka memperhitungkannya," kata Lieberman, seperti dikutip Haaretz, Kamis (2/8/2018).
Kapal tanker minyak Saudi yang diserang rudal membawa sekitar 2 juta barel minyak. Menurut Washington Institute, kapal tanker minyak Saudi dihantam rudal ditembakkan dari wilayah Yaman. Rudal tersebut diduga C-802, yang disuplai Iran kepada para pemberontak Houthi.
Credit sindonews.com