Senin, 20 Agustus 2018

Dua Prajurit TNI di Papua Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata


Dua Prajurit TNI di Papua Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata
Ilustrasi penembakan di Papua. (Dok. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi) 

Jakarta, CB -- Dua anggota TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) tewas ditembak kelompok bersenjata ketika akan membagikan bahan makanan untuk anak-anak.

Dikutip dari Antara, laporan yang diterima oleh Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Dax Sianturi menyebutkan dua anggota TNI yang meninggal dunia adalah Letnan Dua Amran Blegur yang menjabat Komandan Pos Tingginambut dan Prajurit Satu Fredi.

Mereka ditembak ketika hendak ke Kampung Tingginambut, Puncak Jaya, Papua.


"Jenazah kedua prajurit itu dijadwalkan akan dievakuasi ke Jayapura pada Senin (20/8) untuk selanjutnya dibawa ke Jakarta," kata Sianturi di Jayapura.

Dax Sianturi mengatakan bahwa dua TNI itu sedang membawa bahan makanan untuk anak-anak. Namun, sekitar pukul 14.00 WIT, masyarakat melapor ke Koramil Tingginambut tentang pengadangan terhadap anggota TNI di Jembatan Tingginambut.


Saat ditemukan, kata dia, kedua korban meninggal dunia dengan luka tembak dan panah.

Jenazahnya berada di luar rumah kayu Jembatan Tingginambut, kemudian dievakuasi ke RSUD Mulia.

Sebelumnya, pada 6 Juli lalu, seorang anggota Resimen 1 Satuan Tugas Khusus Papua Pelopor Brimob, Bharada Rafindo Refli Sagala juga ditembak saat dalam tugas menyergap kelompok bersenjata di Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua.

Bharada Rafindo selamat dalam peristiwa itu. Ia hanya mengalami luka tembak di bagian paha kanannya.

Baku tembak di Papua, khususnya di Kabupaten Nduga, cukup sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir.


Pada Juni lalu, tiga warga sipil dilaporkan tewas setelah TNI-Polri dengan kelompok bersenjata melakukan kontak senjata di Bandara Kenyam, Nduga.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat mengaku bertanggung jawab atas penembakan  yang menewaskan tiga warga sipil tersebut.

Dilansir dari Radio Selandia Baru (radionz.co.nz), tentara separatis Papua mengaku bertanggung jawab atas tewasnya ketiga warga sipil, termasuk anak laki-laki yang mereka katakan terkena peluru nyasar.

"Tembakan membidik ayah anak itu, tapi anak itu panik dan memeluk ayahnya, lalu terkena hantaman peluru nyasar di pipinya," kata tentara separatis itu dalam laporan yang dikutip Radio Selandia Baru (radionz.co.nz).


K
apolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan ada dugaan penembakan terhadap pesawat Twin Otter milik maskapai Trigana Air di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua bermotif politik.

"Peristiwa ini adalah diduga kelompok bersenjata untuk kepentingan politik. Jadi kelompok bersenjata ini sering juga dimanfaatkan atau ikut memanfaatkan situasi pilkada," kata Tito di Mabes Polri, Jakarta, Senin (25/6).


Credit  cnnindonesia.com