Rudal
RS-26 Rubezh mencapai sasaran dipandu inersial dengan Glonass atau
Global Navigation Satellite System. Kemampuan pemandu dengan Glonass
telah terbukti ketika Rusia meluncurkan rudal jelajah dari Armada Laut
Kaspia untuk menghancurkan target-target di Suriah, yang jaraknya 1.500
km, dengan akurat. Sumber TASS menyebutkan bahwa RS-26 Rubezh pertama
akan ditempatkan pada divisi rudal Irkutsk di Siberia. liveinternet.ru
Rudal yang dikerahkan ke Kaliningrad dinamai Iskander dengan kemampuan menjangkau sasaran sejauh 450 mil. Rudal ini berarti mampu menjangkau Berlin, Jerman.
"Kekeliruan ini seperti Perang Dingin. Saat ini berbeda dan lebih berbahaya," kata Frank-Walter Steinmeier, Menteri Luar Negeri Jerman seperti dikutip Telegraph, 8 Oktober 2016.
Menteri Luar Negeri Lithuania, Linas Linkevicius mengatakan Rusia menempatkan rudalnya di perbatasan sebagai upaya untuk mencari konsesi dari Barat terhadap konflik yang terjadi di Suriah dan Ukraina.
Adapun Polandia menanggapi penempatan rudal Rusia di perbatasan sebagai bentuk peringatan berbahaya. Polandia dan Lithuania merupakan anggota NATO.
Menanggapi penempatan rudal di Kaliningrad, Rusia menjelaskan, hal itu sebagai bagian dari latihan perang rudal yang rutin dilakukan. Tanda tanya muncul disebakan Rusia melakukan latihan perang rudal di saat Rusia dan Amerika Serikat gagal mencapai kesepakatan tentang perlucutan senjata di Aleppo, Suriah.
Bahkan, ketegangan baru terjadi di Dewan Keamanan PBB setelah Rusia memveto draf resolusi usulan Prancis yang ditujukan untuk menghentikan aksi Rusia di Suriah.
Draf resolusi yang diusulkan Prancis didukung 11 suara di Dewan Keamanan PBB, adapun Cina dan Angola memilih tak berpendapat. Venezuela di pihak Rusia.
Setelah memveto, Rusia mengajukan draf resolusi untuk mengizinkan bombardir Suriah dilanjutkan. Negara-negara Barat balik memveto draf usulan Rusia.
Credit TEMPO.CO