Senin, 17 Oktober 2016

Israel Bekukan Hubungan dengan UNESCO Terkait Yerusalem


Israel Bekukan Hubungan dengan UNESCO Terkait Yerusalem  
Israel membekukan hubungan dengan UNESCO setelah draft resolusi yang tidak menyebutkan mengapa situs suci di Yerusalem berarti bagi umat Yahudi. (Reuters/Ammar Awad)
 
 
Jakarta, CB -- Israel membekukan hubungan dengan UNESCO, badan PBB soal pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, terkait dengan situs suci di Yerusalem.

Kamis lalu, Dewan Eksekutif UNESCO di Paris meloloskan draf keputusan soal situs suci Yerusalem. Draf itu menyebut soal pentingnya situs itu bagi tiga agama—Kristen, Islam dan Yudaisme—namun tidak membahas soal betapa pentingnya situs bagi umat Kristen dan Yahudi.

Draf tersebut banyak mengkritik aksi Israel di Yerusalem, Tepi Barat dan Gaza. Diusulkan oleh negara-negara Arab, draf itu mendapat tentangan dari Israel dan Amerika Serikat.


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam draf tersebut.

“Menyatakan bahwa Israel tak punya koneksi dengan Kuil Suci dan Tembok Barat seperti menyatakan China tak punya koneksi dengan Tembok Besar China atau bahwa Mesir tak punya koneksi dengan Piramida. Karena keputusan absurd ini memnbuat UNESCO kehilangan sisa legitimasinya,” kata Netanyahu seperti dikutip dari CNN, Jumat (14/10).

Menyusul pemungutan suara oleh UNESCO, Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennet lewat surat menyatakan bahwa Israel akan membekukan semua aktivitas profesional dengan UNESCO.

Mark Toner, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS juga mengkritik draft dari UNESCO.


“Kami sangat khawatir soal resolusi yang dipolitisasi dan berulang ini yang tidak berdampak apa pun terhadap hasil konstruktif di lapangan. Dan kami tak yakin [resolusi] itu harus diadopsi,” kata Toner.

AS sendiri menghentikan sumbangan dana bagi UNESCO pada 2011 setelah badan itu menerima keanggotaan penuh Palestina. Sebelumnya, Washington memberi US$80 juta setahun kepada UNESCO.

Resolusi terbaru UNESCO diajukan oleh negara Arab termasuk Mesir, Aljazair, dan Qatar. Sebanyak 24 negara mendukung resolusi, empat menolak, dan 26 absen.
Pemerintah Palestina di lain pihak menyambut keputusan UNESCO.

“Palestina akan terus mempertahankan hak rakyat kami melalui semua kesempatan legal dan diplomatik yang tersedia, termasuk organisasi PBB,” ujar Kementerian Luar Negeri Palestina dalam pernyataan. "Agenda damai kami tidak akan rusak oleh propaganda, juga toleransi dan kepatuhan kami terhadap hukum internasional tidak akan diubah oleh kesalahan dan sikap sinis."

Wilayah situs suci Yerusalem bagi umat Muslim merupakan lokasi Nabi Muhammad mengalami Isra Miraj, bagi umat Yahudi dan Kristen merupakan fondasi di mana Adam diciptakan serta lokasi Ibrahim akan mengorbankan anaknya Ismail. Bagi Yahudi situs itu juga merupakan situs Kuil Pertama dan Kedua.

Keputusan draft itu akan final sebelum sidang pleno Dewan Eksekutif UNESCO pada Selasa besok: apakah akan diadopsi atau akan diperdebatkan lebih lanjut.




Credit  CNN Indonesia