Jumat, 07 Oktober 2016

Ikut Perang Suriah, Hizbullah Disebut Pion untuk Rusia-AS

 
Ikut Perang Suriah, Hizbullah Disebut Pion untuk Rusia-AS
Kelompok Hizbullah ambil bagian dalam perang di Suriah sejak tahun 2012. Foto/Istimewa
 
BEIRUT - Mantan pemimpin milisi Syiah Lebanon Hizbullah, Subhi al-Tufayli, mengecam kelompok yang pernah dipimpinnya itu. Tufayli mengecam Hizbullah terkait agresinya di Suriah.

Dalam video yang muncul di internet awal pekan ini, Tufayli menyerukan pejuang Hizbullah di Aleppo untuk menghentikan keterlibatan mereka dalam perang. "Jika ada orang terhormat di antara kamu (Hizbullah), kemudian bertobat dan kembali. Jangan menjadi pion yang melayani Amerika Serikat (AS) dan Suriah," katanya.

Tufayli, yang pemimpin Hibullah pertama dari tahun 1989 sampai tahun 1991, menuding AS dan Rusia berkonspirasi melawan anak-anak Muslim. "Aleppo saat ini sedang dihancurkan seperti Berlin. Pesawat-pesawat tempur tidak pernah meninggalkan langitnya, anak-anak di bom siang dan malam," katanya seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (7/10/2016).

Wilayah timur Aleppo yang terkepung terus dibombardir secara intens sejak runtuhnya gencatan senjata uang ditengahi oleh AS dan Rusia bulan lalu. "Siapa pun sekutu dengan orang-orang ini, Amerika atau Rusia, aku bersumpah demi Tuhan, dia adalah musuh," kata Tufayli.

Hizbullah bergabung dalam perang di Suriah sejak tahun 2012 dalam memberikan dukungan kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hizbullah telah menjadi pemain kunci dalam menjaga presiden yang berkuasa.

Sedangkan Rusia meluncurkan operasi militer di Suriah September lalu untuk mendukung sekutu lama mereka Bashar al-Assad yang marah kepada Barat, AS dan sekutunya, karena membantu kelompok pemberontak.





Credit  Sindonews