Kerja sama menjaga perbatasan antara
Ankara dan Washington ditingkatkan setelah insiden Paris. Aparat menduga
bahwa pelaku serangan masuk ke Eropa melalui Turki bersama para
pengungsi. (Reuters/Stringer)
Alat canggih yang ada daftar penawaran AS di antaranya adalah balon pengawas produksi Aerostat dan teknologi anti-terowongan. AS juga siap untuk berbagai metode mendeteksi material yang digunakan dalam membuat alat ledak mutakhir.
"Kami menyukai apa yang mereka lakukan dan kami ingin bekerja bersama mereka untuk mengencangkan keamanan lebih jauh," ujar seorang pejabat AS anonim yang dikirim ke Turki untuk membicarakan negosiasi diplomatis.
Namun pasca insiden Paris yang menewaskan setidaknya 130 orang, upaya kerja sama ditingkatkan. Menurut aparat, beberapa pelaku penyerangan Paris disinyalir masuk ke Eropa melalui jalur perbatasan Suriah dan Turki.
Turki sendiri sudah meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan dengan menerjunkan lebih dari 25 ribu tentara serta menambah instalasi pagar dan beton.
Kendati demikian, Menteri Pertahanan AS, Ash Carter, mengatakan kepada Kongres bahwa, "Turki harus melakukan lebih banyak untuk mengontrol perbatasannya yang memiliki celah."
Dua pekan lalu, Turki meminta AS untuk melatih kelompok Arab Sunni guna membantu mengamankan daerah di sekitar perbatasan dengan Suriah.
Pejabat AS mengatakan bahwa mereka ingin penjelasan lebih lanjut mengenai pasukan tersebut sebelum setuju membantu Turki.
Diskusi antara Turki dan AS memang kerap memusingkan karena perbedaan kepentingan. Turki lebih fokus melawan separatis Kurdi, sementara AS ingin menggempur ISIS yang sudah menguasai daerah Suriah dan Irak.
Guna membicarakan upaya lebih lanjut untuk menggempur ISIS, Wakil Presiden AS, Joe Biden, akan tiba di Turki pada Kamis (21/1) waktu setempat dan bertemu dengan Presiden Turki, Tayyip Erdogan, bersama Perdana Menteri Ahmet Davutoglu.
Credit CNN Indonesia