Taliban telah memilih wakil pemimpin
tertinggi terakhir Mullah Omar sebagai penggantinya. (REUTERS/National
Counterterrorism Center)
Pakistan menyebut laporan kematian Omar sebagai alasan ditundanya negosiasi. Ada kekhawatiran, laporan kematian Omar dapat memicu kericuhan pergantian kepemimpinan dan memperuncing perpecahan dalam gerakan militan tersebut.
Mullah Akhtar Mohammad Mansour diangkat sebagai pemimpin baru pada pertemuan perwakilan tinggi Taliban, yang sebagian dari mereka tinggal di kota Quetta, Pakistan, berdasarkan keterangan sumber yang hadir dalam pertemuan tersebut.
“Pertemuan yang diadakan di luar kota Quetta tersebut secara bulat memilih Mullah Mansour sebagai emir baru Taliban,” ujar salah seorang komandan pada pertemuan Rabu malam itu.
“Pertemuan akan merilis pernyataan singkat.” Sementara itu, Siraj Haqqani, pemimpin faksi militan Haqqani yang berkuasa akan menjadi wakil Mansour, kedua komandan tersebut menambahkan.
Mansour hanya akan jadi pemimpin kedua Taliban karena Omar, figur yang amat jarang terlihat di depan umum, adalah pendiri gerakan Islam ultra-konservatif tersebut pada 1990-an.
|
“Selalu ada Mullah Omar. Jadi ini adalah situasi yang benar-benar baru,” kata Bette Dam, penulis biografi pemimpin Taliban itu.
Sementara itu, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menegaskan bahwa Omar telah meninggal, meski pernyataannya tersebut mengindikasikan bahwa Omar meninggal baru-baru ini, bukan sejak dua tahun lalu seperti yang dikatakan pemerintah Afganistan pada hari Rabu.
“Untuk beberapa waktu, (Omar) telah menderita semacam penyakit, selama dua minggu terakhir penyakit semakin parah, dan karena penyakit tersebut dia meninggal,” kata Mujahid.
Credit CNN Indonesia