Sessions, penasihat utama Trump selama kampanye presiden, telah menerima Duta Besar Rusia Sergei Kislyak di kantornya September tahun silam, tulis Washington Post. Itu berarti pada puncak masa yang disebut intelijen AS sebagai upaya Rusia meretas Pemilu AS untuk mempengaruhi hasil Pemilu demi memenangkan Trump.
Pertemuan satunya lagi terjadi Juli tahun lalu pad sebuah acara Heritage Foundation yang dihadiri oleh 50 duta besar, selama Konvensi Nasional Republik. Seorang pejabat Kejaksaan Agung AS membenarkan Sessions memang menggelar pertemuan Juli dan September itu.
Nancy Pelosi, salah satu pemimpin Demokrar di DPR, menyeru Sessions untuk mengundurkan diri dan sekaligus menyerakan dibentuknya investigasi bipartisan yang independen guna menyelidiki hubungan Trump dengan Rusia.
"Sessions tidak layak menjabat pejabat tertinggi penegakkan hukum di negeri kita dan harus mundur," kata dia seperti dikutip Reuters.
Anggota DPR Elijah Cummings mengkritik Sessions karena merahasiakan kontaknya dengan dubes Rusia itu, bahkan setelah Trump memecat penasihat keamanan nasional pertamanya, Michael Flynn.
"Sessions harus segera mundur," kata dia.
Sessions sendiri membantah dengan menyatakan, "Saya tak tahu tentang apa tuduhan itu. Itu keliru."
Sedangkan Gedung Putih menepis tudingan itu dan menyebutnya serangan partisan. "Pertemuan Jaksa Agung Sessions dengan duta besar Rusia itu dalam kapasitas resmi sebagai anggota Komisi Angkatan Bersenjata Senat yang sepenuhnya sesuai dengan kesaksiannya."
Credit antaranews.com
Lagi, seorang anggota kabinet Trump diisukan bertemu dubes Rusia
Kislyak adalah orang sama yang ditemui Michael Flynn yang kemudian mengundurkan diri dari jabatan penasihat keamanan nasional pertengahan Februari silam.
Namun juru bicara Kremlin Dmitry Peskov berkata kepada wartawan bahwa tidak mengetahui pertemuan Sessions dengan Kislyak. Yang jelas, menurut dia, pertemuan semacam ini rutin terjadi.
"Saya tak tahu rincian pertemuan apa pun," kata Peskov. "Namun tugas duta besar adalah menggelar sebanyak mungkin pertemuan."
Peskov juga mengatakan kemungkinan ada keterlibatan Rusia dalam kampanye presiden yang telah dibantah Moskow, adalah urusan dalam negeri AS, demikian Reuters.
Credit antaranews.com
Republik tak melihat alasan Jaksa Agung Jeff Sessions harus mundur
"Jika dia sendiri subjek investigasi, tentunya dia bisa. Namun jika dia tidak, saya tidak melihat ada tujuan atau alasan untuk melakukannya," kata legislator dari daerah pemilihan negara bagian Wisconsin ini kepada wartawan.
Dia melanjutkan, "Kami tidak melihat ada bukti dari penyelidikan apa pun yang tengah berjalan bahwa siapa pun dalam kampanye (Presiden Amerika Serikat Donald) Trump atau tim Trump terlibat di dalamnya."
Nancy Pelosi, salah satu pemimpin Demokrar di DPR, sebelumnya menyeru Sessions untuk mengundurkan diri dan sekaligus menyerakan dibentuknya investigasi bipartisan yang independen guna menyelidiki hubungan Trump dengan Rusia.
"Sessions tidak layak menjabat pejabat tertinggi penegakkan hukum di negeri kita dan harus mundur," kata dia seperti dikutip Reuters.
Credit antaranews.com
Gawat, dua lagi orang kepercayaan Trump punya koneksi Rusia
Menurut USA Today yang dikutip Reuters, kedua orang anggota kabinet Trump itu berbicara dengan dubes Rusia tersebut di sebuah konferensi di sela-sela Konvensi Nasional Republik, Juli tahun lalu.
USA Today melaporkan bahwa J.D. Gordon yang saat itu menjadi direktur keamanan nasional tim kampanye Trump dan Carter Page yang menjadi anggota komisi penasihat keemanan nasional tim kampanye Trump, keduanya mengaku memang pernah bertemu dengan dubes Rusia itu.
Jaksa Agung Jeff Sessions yang juga bertemu dengan Kislyan pada konferensi para diplomat di Cleveland yang berbarengan dengan konvensi Republik untuk memilih Trump sebagai calon presiden dari partai itu.
Credit antaranews.com