Jakarta (CB) - Pihak berwenang Amerika Serikat (AS)
secara diam-diam telah meminta maskapai yang terbang dari 13 negara
Timur Tengah dan Afrika ke AS untuk melarang penumpang membawa perangkat
elektronik yang lebih besar dari ponsel.
Aturan
baru tersebut telah memicu perdebatan anti-Muslim baru setelah pejabat
AS mengatakan arahan itu untuk memastikan "peningkatan keamanan" di
beberapa bandara tertentu menyusul "masalah keamanan" terkait penumpang
yang menumpang pesawat non-stop dari negara-negara tertentu.
Para
penumpang diminta untuk memasukkan hampir semua perangkat elektronik ke
dalam bagasi ketimbang membawanya ke kabin, demikian perintah dalam
sebuah email "rahasia" dari badan keselamatan transportasi AS (TSA),
Senin, seperti dilansir laman Mirror.
Ketentuan
itu melarang penumpang untuk membawa laptop, iPad, Kindle dan bahkan
kamera berukuran lebih besar dari ponsel ke dalam kabin pesawat.
Seorang
pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan para pejabat kedutaan telah
diberitahu tentang negara dan maskapai yang terdampak ketentuan itu.
Email tersebut, yang dideskripsikan sebagai "edaran", bukan peraturan umum namun maskapai diharapkan menegakkan aturan baru.
Dalam
sebuah pernyataan tertulis, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS
mengatakan, "Kami tidak berkomentar terhadap tindakan keamanan
potensial, tetapi akan memberikan informasi terbaru yang tepat".
Sebelumnya
maskapai Royal Jordanian Airlines mengatakan mulai 21 Maret, mereka
hanya akan mengizinkan ponsel dan perangkat medis untuk dibawa ke dalam
kabin pesawat.
Perangkat elektronik lainnya
"sangat dilarang". Laptop, tablet, pemutar DVD dan game elektronik harus
disimpan di bagasi selama penerbangan.
Credit antaranews.com