WikiLeaks membocorkan dokumen alat retas CIA. (Wikipedia)
Kelompok ini mengunggah sekitar 9.000 dokumen yang menurutnya
dibocorkan dari Badan Intelijen Pusat AS. Mereka menyebut publikasi
rahasia intelijen kali ini sebagai yang terbesar sepanjang masa.
|
"Koleksi luar biasa ini, yang berjumlah lebih dari ratusan juta baris kode, memberikan pemiliknya seluruh kapasitas peretasan CIA," kata WikiLeaks, dikutip AFP, Selasa (7/3). Mereka juga memperingatkan risiko akan proliferasi senjata siber.
Baik CIA maupun Gedung Putih menolak berkomentar publikasi dokumen ini, maupun isinya.
Jika dikuatkan, bocoran ini bisa jadi sangat mempermalukan intelijen AS, setelah Edward Snowden mengungkap kegiatan mata-mata NSA terhadap komunikasi warga Amerika, 2013 lalu, dan penangkapan pejabat NSA tahun lalu yang memindahkan materi rahasia negara ke rumahnya selama 20 tahun.
WikiLeaks mengatakan data ini menunjukkan CIA kini menyaingi Badan Keamanan Nasional AS, organisasi mata-mata elektronik utama pemerintah, dalam peperangan siber. Bedanya, organisasi ini bertindak dengan pengawasan yang lebih minim.
Arsip tersebut menunjukkan CIA mengeksploitasi sejumlah kelemahan yang mereka temukan pada peranti keras dan lunak, termasuk yang dibuat perusahaan-perusahaan AS--tanpa memberi tahu pihak terkait mengenai kecacatan itu sendiri.
Sejumlah dokumen menunjukkan CIA telah memproduksi lebih dari 1.000 sistem peranti jahat atau malware, termasuk virus, trojan dan peranti lunak lain yang bisa menembus dan mengendalikan barang elektronik, kata WikiLeaks.
Alat-alat peretasan ini mengincar iPhone, sistem Android seperti telepon pribadi yang dilaporkan masih digunakan oleh Presiden Donald Trump, peranti lunak Microsoft dan TV pintar Samsung. Barang-barang itu, menurut WikiLeaks, bisa digunakan sebagai alat penyadapan suara.
Badan ini juga tengah mencoba untuk meretas sistem kendali elektronik pada mobil dan truk, berpotensi mengendalikannya dari jauh.
Dengan menginfeksi dan mengambil-alih peranti lunak telepon pintar, kata WikiLeaks, CIA bisa melalui teknologi enkripsi pada aplikasi populer seperti Whatsapp, Signal, Telegram, Weibo dan Confide dengan cara mencegat komunikasi sebelum terenkripsi.
Credit CNN Indonesia