Sebelum menyatakan niatnya secara
resmi di hadapan konferensi tingkat tinggi IORA, Myanmar terlebih dulu
menyampaikan keinginannya kepada Menlu RI. (CNN Indonesia/Riva
Dessthania Suastha)
Pernyataan itu diungkapkan Thaung Tun dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, di sela-sela Konferensi Tingkat Menteri IORA di Jakarta, Senin (6/3).
“Kami datang ke Jakarta untuk mendiskusikan potensi kerja sama denga Indonesia. Selain itu, kami juga memiliki niat dan berharap bisa bergabung dengan IORA sesegera mungkin,” ungkap Thaung Tun.
Thaung Tun mengungkapkan, Myanmar sangat mengapresiasi peran besar Indonesia di kawasan. Tak hanya di ASEAN, kepemimpinan Indonesia juga dianggap kian meningkat di kawasan Samudera Hindia berkat IORA.
|
Meskipun Myanmar belum menjadi anggota IORA, negara pimpinan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi ini akan hadir sebagai observer dalam pertemuan tingkat kepala negara .
Dalam pertemuan puncak itu, Myanmar dijadwalkan akan mengungkapkan rencananya bergabung dengan IORA secara resmi di hadapan seluruh 21 negara anggota IORA dan 16 kepala negara yang hadir.
Sementara itu, pada ranah bilateral, Myanmar dan Indonesia berkomitmen memperkuat kerja sama kedua negara yang selama ini telah berjalan, khususnya mengenai penyelesaian masalah di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Indonesia terus berkomitmen membantu Myanmar menyelesaikan masalah keamanan di negara itu dengan terus memberikan bantuan pembangunan yang inklusif, salah satunya membangun kapasitas dan infrastruktur pendidikan dan kesehatan.
Retno juga menekankan, Indonesia berupaya mempromosikan mekanisme dialog lintas agama kepada Myanmar. Mekanisme ini, tuturnya, mampu membantu meredakan sentimen komunal khususnya dalam menanggapi perbedaan budaya dan keyakinan yang ada dalam masyarakat Myanmar.
Selama ini, Myanmar dirundung konflik komunal antara masyarakat mayoritas Buddha Myanmar dan kaum minoritas Muslim di negara itu.
“Interfaith dialog sangat berguna dan bermanfaat untuk mengembangkan komunitas masyarakat yang positif menanggapi perbedaan ras, keyakinan, dan budaya,” tutur Retno.
Credit CNN Indonesia