WASHINGTON - Kapal induk Amerika Serikat, USS George H.W. Bush, bertemu dengan setidaknya 20 kapal milik Pasukan Pengawal Revolusi Iran. Pertemuan itu terjadi saat kapal induk AS transit di Selat Hormuz di Teluk Persia kemarin.
Kapal induk AS dikawal oleh kapal Denmark dan sebuah kapal perusak Prancis. Tim helikopter penyerang yang turut mengawal kapal induk bertenaga nuklir tersebut.
Pejabat kapal USS Bush berusaha untuk berkomunikasi dengan kapal Iran yang berpatroli di daerah itu, namun tidak diketahui apakah terjalin komunikasi diantara keduanya. Di masa lalu, kerap terjadi insiden yang melibatkan AS dengan kapal-kapal angkatan laut Iran.
"Sementara ini (kapal) mungkin tidak memiliki bahan peledak, perilaku mereka dapat menyebabkan salah perhitungan karena kita tidak mengerti niat mereka," kata juru bicara Angkatan Laut AS.
"Tujuan kami adalah untuk tidak pernah memulai sesuatu, tetapi jika situasi muncul, kita berada dalam hak kami untuk membela diri," tambah juru bicara itu seperti dikutip dari Sputniknews, Rabu (22/3/2017).
Sekitar 20 persen dari minyak yang diperdagangkan di dunia melewati Selat Hormuz setiap harinya. Namun bertentang dengan apa yang dipercaya selama ini bahwa AS mengkonsumsi sebagian besar minyak ini, pada kenyataannya 75 persen minyak yang keluar dari Teluk Persia sebenarnya menuju China. Demikian yang dikatakan ahli geopolitik Ian Bremmer dari Grup Eurasia.
Ini bukan hanya pendapat satu ahli. Pada tanggal 28 November, Wall Street Journal melaporkan bahwa AS telah menjadi eksportir bersih gas alam. Dan pada tahun 2015, 76 persen dari seluruh konsumsi minyak AS dipasok oleh produsen minyak dalam negeri, menurut data Badan Informasi Energi.
Presiden AS Donald Trump telah berbuat banyak untuk memadamkan ketegangan antara Washington dan Teheran. Pada inaugurasinya, situs Gedung Putih telah diupdate untuk menunjukkan bahwa sistem rudal yang dibutuhkan untuk ancaman yang ditimbulkan oleh Iran. Tidak lama setelah itu, mantan Penasihat Keamanan Nasional Michael Flynn, yang dikenal anti Iran, mengatakan AS menempatkan Iran "dalam perhatian."
Credit sindonews.com
Kapal Induk AS Kembali ke Teluk Persia sejak Trump Jadi Presiden
WASHINGTON - Sebuah kapal induk Amerika Serikat (AS) kembali melintasi Teluk Persia, hari Selasa kemarin. Kapal induk USS George HW Bush ini untuk pertama kalinya kembali ke Teluk Persia sejak Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS dua bulan lalu.Ketika kapal induk AS itu melewati Selat Hormuz untuk masuk ke kawasan Teluk, hampir 20 kapal Iran terlihat lebih kecil.
Helikopter AS melayang-layang di langit berawan ketika kapal induk USS George Washington melintas. Kapal perang Denmark dan kapal perang Prancis juga mengikuti pelayaran kapal induk tersebut.
Pejabat kapal induk yang waspada mencoba untuk berkomunikasi dengan kru kapal Iran. Namun, tidak jelas apakah upaya itu mendapat respons atau tidak.
Juru bicara Angkatan Laut AS Letnan Ian McConnaughey mengatakan, kapal tersebut terkadang sarat dengan bahan peledak. ”Sementara ini mungkin tidak memiliki bahan peledak, perilaku mereka dapat menyebabkan salah perhitungan karena kami tidak mengerti maksud mereka,” ujarnya.
”Tujuan kami adalah untuk tidak pernah memulai sesuatu, tetapi jika situasi muncul, kami berada dalam hak-hak kami untuk mempertahankan diri,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Rabu (22/3/2017).
Iran, yang memandang kawasanTeluk sebagai halaman belakangnya meyakini bahwa mereka memiliki kepentingan yang sah untuk memperluas pengaruhnya di kawasan tersebut. Iran berambisi untuk mengatur keamanan kawasan itu sendirian tanpa ada kekuatan dari luar.
Kapal AS dan kapal Iran kerap berisitegang di kawasan Teluk Persia. Insiden terakhir terjadi awal bulan ini, di mana sebuah kapal Angkatan Laut AS dan beberapa kapal lainnya didekati kapal-kapal Korps Garda Revolusi Islam dengan kecepatan tinggi hingga berjarak 600 meter. Teheran dan Washington saling menyalahkan dalam kejadian itu.
Pihak Pentagon mengatakan interaksi tersebut menjadi perhatian karena manuver kapal-kapal Iran dapat menyebabkan salah perhitungan atau provokasi yang disengaja.
Pada bulan Januari lalu, sebuah kapal perusak AS menembakkan tiga tembakan peringatan terhadap empat kapal penyerang Iran di dekat Selat Hormuz. Tembakan peringatan itu diletuskan setelah kapal-kapal Iran menutup jalur rute dengan kecepatan tinggi dan mengabaikan permintaan yang berulang kali agar memperlambat kecepatan.
Credit sindonews.com