DAMASKUS
- Rezim Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad mengirim pesan
ancaman kepada Israel bahwa militer Damaskus akan menembakkan rudal Scud
ke Israel. Rudal Scud akan ditembakkan jika militer Israel melanjutkan
serangannya ke wilayah Suriah dengan dalih memerangi Hizbullah Libanon.
Ancaman
rezim Assad itu tidak disampaikan langsung ke Israel, tapi melalui
sekutunya, Rusia. Pesan ancaman Suriah itu telah dilansir sejumlah media
Rusia dan Libanon, salah satunya surat kabar Al-Diyar.
Menurut
laporan media itu, jika Israel menyerang militer Suriah, maka rudal
Scud yang mampu membawa setengah ton bahan peledak akan ditembakkan
militer Assad ke pangkalan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Ancaman
serangan rudal itu juga berlaku untuk target sipil Israel di kawasan
pelabuhan Haifa dan pabrik petrokimia yang bisa memicu bencana setara
bencana nuklir.
Dalam ancamannya, Suriah mengklaim memiliki lebih
dari 800 rudal Scud. Rudal-rudal berbahaya itu akan ditembakkan tanpa
peringatan jika Israel terus menyerang wilayah Suriah.
Ancaman
muncul setelah Presiden Bashar al-Assad pada 20 Maret lalu menegaskan
kewajiban militernya untuk melindungi setiap perbatasan Suriah.
”Respons
kuat Suriah untuk serangan Israel mengubah aturan permainan,” kata Duta
Besar Suriah untuk PBB Bashar al-Jaafari. “Respons ancaman adalah tepat
dan sejalan dengan operasi teroris Israel,” katanya lagi, seperti
dikutip Sputnik, Minggu (26/3/2017). ”Israel sekarang akan berpikir sejuta kali (sebelum menyerang lagi).”
Pada
tanggal 17 Maret, militer Israel meluncurkan beberapa serangan udara ke
wilayah Suriah dengan dalih mencegah transfer senjata canggih untuk
Hizbullah Libanon. Suriah merespons dengan menembakkan rudal-rudal
anti-pesawat ke jet-jet tempur Israel.
Salah satu rudal
anti-pesawat Suriah berhasil dicegat sistem rudal pertahanan Arrow
Israel. Namun, pihak berwenang Suriah mengklaim mereka berhasil menembak
jatuh sebuah pesawat tempur Israel tidak jauh dari Damaskus, meski
Israel membantahnya.
Credit sindonews.com