MOSKOW
- Militer Rusia memperingatkan bahwa ulah Amerika Serikat (AS) yang
mengerahkan sistem rudal anti-balistik (ABM) ke Eropa bisa memicu
perlombaan senjata baru dan perang nuklir. Rusia menegaskan akan
mempertahankan diri dari setiap serangan nuklir mana pun.
Peringatan itu disampaikan pejabat tinggi di Staf Umum Militer Rusia, Viktor Poznikhir, Selasa (28/3/2017).
”Kehadiran
sistem ABM global menurunkan ambang batas untuk penggunaan senjata
nuklir, karena memberikan ilusi impunitas AS untuk menggunakan senjata
ofensif strategis dari bawah perlindungan ‘payung’ ABM,” kata Poznikhir,
seperti dikutip RIA Novosti.
“Perisai ABM perisai adalah simbol dari membangun pasukan roket di dunia dan pemicu perlombaan senjata baru,” ujar Poznikhir.
Kremlin
juga sudah memperingatkan bahwa AS sedang mencoba “memainkan kartu
truf” dengan Rusia dan China yang berisiko pada pecahnya perang nuklir.
Peringatan
keras dari Rusia ini muncul saat konferensi perlucutan senjata nuklir
digelar di Jenewa. Indonesia dan sejumlah negara non-nuklir mendukung
pembuatan perjanjian baru untuk melarang penggunaan senjata nuklir.
Australia memilih memboikot konferensi, karena menganggap konferensi
sia-sia tanpa kehadiran negara-negara pemilik senjata nuklir.
“Kehadiran
situs ABM AS di Eropa dan kapal berkemampuan ABM di lautan dan samudra
yang dekat dengan wilayah Rusia menciptakan potensi klandestin yang kuat
untuk memberikan serangan kejutan rudal nuklir untuk melawan Rusia,”
imbuh Poznikhir.
Dia mengatakan bahwa Pentagon sedang
mengembangkan sistem rudal untuk menghadapi Iran dan Korea Utara, tetapi
mengabaikan keberatan yang diajukan oleh Rusia. Rusia memperingatkan AS
akan memiliki 1.000 rudal di ujung jarinya yang bisa menimbulkan
ancaman.
Credit sindonews.com