AMMAN
- Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menuntut Inggris meminta
maaf kepada rakyatnya atas pencetusan Deklarasi Balfour, deklarasi yang
jadi cikal bakal lahirnya negara Israel di tanah Palestina. Abbas juga
menyerukan negara-negara Arab mendukung Palestina untuk mendirikan
negara yang merdeka.
Pernyataan Abbas disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Yordania.
Menurutnya, Inggris tidak harus merayakan ulang tahun ke-100 Deklarasi Balfour, yang jadi pendukung utama lahirnya Tanah Air Yahudi di tanah Palestina. Sebaliknya, Inggris wajib meminta maaf kepada rakyat Palestina.
Dalam sebuah wawancara, Abbas mengatakan kepemimpinan Palestina tidak akan menyuguhkan rencana perdamaian baru atau inisiatif diplomatik di KTT Liga Arab. Sebab, satu-satunya solusi untuk perdamaian adalah Inisiatif Perdamaian Arab.
Berbicara kepada dengan surat kabar Yordania, Al-Ghad, menjelang KTT Liga Arab yang dimulai Rabu pagi, Abbas mengatakan bahwa dengan mempercepat pembangunan pemukiman Israel dan mengambil alih tanah Palestina, kebijakan Israel telah menciptakan rezim apartheid.
Dalam wawancara itu, Abbas mengatakan bahwa dia akan mengunjungi Washington pada bulan April nanti. Dia akan menemui Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk pertama kalinya, meski dia tidak menyebut pasti tanggal pertemuan tersebut.
Sementara itu, Raja Yordania Abdullah II, yang didukung oleh para pemimpin Arab lainnya, mengeluarkan peringatan keras kepada Israel soal proyek pemukiman di tanah Palestina yang merusak upaya perdamaian.
”Ekspansi pemukiman terus-menerus Israel merusak peluang untuk perdamaian,” kata Raja Abdullah II, dalam forum serupa, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (30/3/2017).
Pernyataan Abbas disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Yordania.
Menurutnya, Inggris tidak harus merayakan ulang tahun ke-100 Deklarasi Balfour, yang jadi pendukung utama lahirnya Tanah Air Yahudi di tanah Palestina. Sebaliknya, Inggris wajib meminta maaf kepada rakyat Palestina.
Dalam sebuah wawancara, Abbas mengatakan kepemimpinan Palestina tidak akan menyuguhkan rencana perdamaian baru atau inisiatif diplomatik di KTT Liga Arab. Sebab, satu-satunya solusi untuk perdamaian adalah Inisiatif Perdamaian Arab.
Berbicara kepada dengan surat kabar Yordania, Al-Ghad, menjelang KTT Liga Arab yang dimulai Rabu pagi, Abbas mengatakan bahwa dengan mempercepat pembangunan pemukiman Israel dan mengambil alih tanah Palestina, kebijakan Israel telah menciptakan rezim apartheid.
Dalam wawancara itu, Abbas mengatakan bahwa dia akan mengunjungi Washington pada bulan April nanti. Dia akan menemui Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk pertama kalinya, meski dia tidak menyebut pasti tanggal pertemuan tersebut.
Sementara itu, Raja Yordania Abdullah II, yang didukung oleh para pemimpin Arab lainnya, mengeluarkan peringatan keras kepada Israel soal proyek pemukiman di tanah Palestina yang merusak upaya perdamaian.
”Ekspansi pemukiman terus-menerus Israel merusak peluang untuk perdamaian,” kata Raja Abdullah II, dalam forum serupa, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (30/3/2017).
Credit sindonews.com