Kenaikan anggaran tersebut, yang dipantau dengan seksama oleh negara dunia untuk mengetahui niat strategis China, adalah yang terkecil dalam satu dasawarsa belakangan, di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun ini, pemerintah China hanya membidik pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen.
Juru bicara parlemen China, Yu Ying, pada Sabtu mengatakan bahwa belanja militer pada tahun ini akan naik tujuh persen atau setara dengan 1,3 persen dari produk domestik bruto negara tersebut.
Namun, sehari kemudian, Kementerian Keuangan tidak menuliskan angka belanja militer dalam sebuah laporan untuk rapat tahunan parlemen.
Kenaikan anggaran pertahanan China baru terungkap oleh laporan dari kantor berita negara Xinhua pada Senin, dengan mengutip sumber tanpa nama dari Kementerian Kauangan.
Anggaran itu akan digunakan "sebagian besar untuk mendukung reformasi yang lebih luas terhadap militer dan pertahanan nasional", kata sumber tersebut tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Kenaikan anggaran pertahanan sebesar 7,6 persen pada tahun lalu merupakan yang terendah dalam enam tahun dan menjadi pertumbuhan satu digit pertama sejak 2010.
Sebelumnya, selama hampir dua dasawarsa, belanja militer China selalu naik dua digit setiap tahunnya.
China berulang kali menyatakan telah terbuka dalam hal belanja militer, namun hingga saat ini belum jelas kenapa Kementerian Keuangan sempat merahasiakan angkanya Ahad lalu. Huang Shouhong, direktur badan statistik negara, kepada wartawan mengatakan bahwa "tidak ada yang rahasia dalam hal ini",
Dalam beberapa tahun belakangan, penambahan kekuatan militer di China telah menyebar kekhawatiran di kawasan Asia, terutama dari sikap yang semakin agresif dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan dan Timur.
Meski hanya naik tujuh persen, belanja pertahanan China hanya setara dengan seperempat belanja yang sama oleh Amerika Serikat. Meski demikian, banyak pengamat menduga Beijing mengeluarkan uang lebih besar dari yang dilaporkan.
Pada 2015, Presiden Xi Jinping menyatakan akan mengurangi personil militer sebanyak 300.000 orang.
Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat mengusulkan kenaikan belanja militer sebesar 10 persen menjadi 603 dolar AS, demikian seperti dilansir Reuters.
Credit antaranews.com
China Tingkatkan Anggaran Pertahanan Jadi US$141,4 Miliar
Ilustrasi. (Reuters/Jason Lee)
Sebagaimana dilansir Reuters, anggaran militer China ini menjadi perhatian dunia yang mencoba memetakan strategi pertahanan Negeri Tirai Bambu itu di tengah melambatnya perekonomian mereka.
Namun pada Sabtu lalu, juru bicara parlemen China, Fu Ying, hanya mengatakan bahwa peningkatan akan mencapai tujuh persen tanpa menjabarkan angka rinci.
Sehari kemudian, Kementerian Pertahanan juga tak menjabarkan rincian angka dari anggaran tersebut. Mereka hanya menyebut akan memperkuat pertahanan maritim dan udara.
Beberapa pejabat China terus menekankan mengenai transparansi anggaran militer negaranya dan tak memahami alasan angka tersebut tak dirilis.
Namun, Direktur Kantor Riset Dewan Negara China, Huang Shouhong, menekankan bahwa "tak ada yang dirahasiakan."
Peningkatan anggaran ini merupakan yang terendah selama satu dekade belakangan. Tahun lalu, anggaran pertahanan China meningkat 7,6 persen, juga yang terendah sejak enam tahun sebelumnya.
Namun tetap saja, peningkatan anggaran pertahanan China ini menjadi perhatian besar di tengah perkembangan situasi di kawasan pasca sengketa lahan Beijing dengan berbagai negara tetangga.
Menurut sejumlah pakar, anggaran belanja China sebenarnya akan lebih dari yang tertulis di atas kertas.
Dengan peningkatan hingga tujuh persen ini, anggaran pertahanan China akan mencapai seperempat dari biaya militer AS tahun 2017.
Presiden Donald Trump meminta peningkatan anggaran militer hingga 10 persen mencapai US$603 miliar tahun ini, meskipun AS sudah mengurangi aktivitas mereka di Irak dan Afghanistan.
Credit CNN Indonesia