Geng tak menjabarkan lebih lanjut
langkah yang dimaksud. Namun selama ini, China menentang pengerahan ini
karena radar THAAD diduga dapat menjangkau negaranya. (AFPTV/Etienne
Lamy-Smith)
"China akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan keamanan kami. Semua konsekuensi ada di tangan AS dan Korsel," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, sebagaimana dilansir AFP, Selasa (7/3).
Pernyataan ini disampaikan tak lama setelah militer AS mengumumkan bahwa sejumlah bagian pertama dari sistem pertahanan yang dikenal dengan sebutan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) itu sudah tiba di Pangkalan Udara Osan, Korsel.
Pihak militer AS mengumumkan pengiriman ini sehari setelah Korea Utara kembali meluncurkan rudalnya balsitiknya. Dari empat peluru kendali yang dilontarkan, tiga di antaranya mencapai zona ekonomi eksklusif Jepang.
AS dan Korsel selama ini terus menekankan kepada publik soal kebutuhan percepatan pengerahan THAAD. Pasalnya, sikap Korea Utara yang terus menguji coba rudal dan senjata nuklir meski sudah berkali-kali dijatuhi sanksi oleh PBB.
Menurut mereka, THAAD didesain untuk menembak jatuh rudal yang mendekat ke kawasan populasi warga sipil, seperti menggunakan peluru untuk menembak peluru lain.
Di sisi lain, China sebagai sekutu Korut menganggap pengerahan THAAD ini justru akan menyulut amarah Korut dan memicu perang nuklir di semenanjung Korea.
Credit CNN Indonesia
AS kerahkan sistem pertahanan anti-rudal ke Korea Selatan
Pengumuman itu disampaikan setelah Korea Utara pada Senin meluncurkan empat rudal, yang menurut mereka merupakan bagian dari latihan untuk menyerang basis Amerika Serikat di Jepang. Tiga rudal di antaranya jatuh di dekat Jepang.
Pengerahan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) "berkontribusi terhadap sistem pertahanan rudal berlapis dan memperkuat pertahanan US-ROK Alliance (Aliansi AS-Republik Korea) melawan ancaman rudal Korea Utara," kata Komando Pasifik dalam pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.
"Peningkatan uji coba program senjata nuklir Korea Utara dan peluncuran rudal balistik menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional, dan melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa."
Korea Selatan dan AS tahun lalu sepakat memasang sistem THAAD, yang berulang kali dikecam Tiongkok sebagai ancaman bagi keamanannya.
Pernyataan Komando Pasifik, yang mengawasi operasi militer AS di Asia Pasifik, menyebutkan bahwa sistem itu "kemampuan pertahanannya ketat dan tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara di kawasan."
Sistem itu dimaksudkan untuk menghadang dan memusnahkan rudal balistik berjangkauan pendek dan menengah selama fase final penerbangan.
Credit antaranews.com