Keterangan ini disampaikan oleh Observatorium HAM Suriah, seperti dilaporkan Reuters.
Observatorium yang berbasis di Inggris itu menyebutkan pesawat tempur-pesawat tempur tersebut berasal dari koalisi anti-ISIS pimpinan Amerika Serikat.
Mereka tengah membantu ofensif yang dilancarkan aliansi milisi Sunni dan Kurdi ke pusat operasi ISIS di Suriah tersebut.
Credit antaranews.com
AS juga terjunkan Korps Marinir untuk rebut Raqqa
Pasukan dari Unit Ekspedisi Marinir Kesebelas itu telah menggelarkan sebuah meriam Howitzer kaliber 155mm di satu pos di Suriah.
Korps Marinir siap melancarkan misi mereka untuk mendukung ofensif ke Raqqa, kata sang pejabat kepada AFP, membenarkan laporan sebelumnya dari Washington Post.
Langkah ini menandai gerak signifikan bagi pasukan darat AS di Suriah.
Saat ini AS menggelarkan pasukan daratnya secara terbatas yang terdiri dari 500 prajurit pasukan operasi khusus yang bertugas melatih dan membantu SDF, aliansi pasukan Arab-Kurdi yang memerangi ISIS.
Menurut The Post, penggelaran artileri ini sudah pernah dilakukan beberapa waktu lalu dan bukan bagian dari rencana Presiden Donald Trump yang menginginkan peningkatan kecepatan perang melawan ISIS.
Artileri ini membuat Marinir bisa membantu ofensif SDF yang telah secara bertahan mengepung ISIS sejak musim gugur lalu.
Pekan ini Pentagon mengumumkan bahwa pihaknya telah juga mengirimkan pasukan tambahan ke Manbij demi mencegah persaingan antarfaksi aliansi di benteng utama ISIS itu, demikian AFP.
AS memperkirakan ada sekitar 4.000 militan di dalam kota Raqqa yang berpenduduk sekitar 300.000 orang.
Credit antaranews.com