Patroli laut trilateral Filipina,
Indonesia, dan Malaysia direncanakan berlangsung April-Mei mendatang,
menyusul ancaman kelompok Abu Sayyaf yang kian nyata. (Foto: AFP
PHOTO/NOEL CELIS)
"Kami resmikan patroli gabungan dimulai sekitar April atau Mei mendatang di sekitar perairan itu," Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, seperti dikutip AFP, Kamis (9/3).
Lorenzana mengatakan bahwa ketiga negara akan berpatroli bersama di jalur laut yang kerap dilewati kapal komersial. Mereka berharap, kapal-kapal tersebut tetap berada dalam perlindungan ketiga negara.
Langkah ini digencarkan ketiga negara setelah perairan Sulu dan Celebes yang terletak di bagian utara Indonesia dan timur Malaysia, kian berbahaya dalam beberapa tahun terakhir.
Intensitas pembajakan dan penyanderaan kapal dan para awaknya meningkat. Akhir Februari lalu, situasi semakin parah lantaran militan Abu Sayyaf yang berbasis di Filipina dilaporkan memenggal Jurgen Kantner, salah satu sandera asal Jerman.
Kantner diculik dari kapalnya di perairan Filipina Selatan sekitar 5 bulan lalu.
Kini, Abu Sayyaf masih menahan sekitar 31 sandera asing dan lokal, termasuk enam pelaut Vietnam dan empat warga Indonesia, di salah satu pulau terpencil di Filipina selatan.
Lorenzana mengatakan, Presiden Rodrigo Duterte telah meminta bantuan China untuk turut mengamankan perairan itu.
Sejumlah peralatan pengamanan maritim seperti kapal cepat, pesawat nirawak, dan radar juga terus diperbarui sebagai bagian dari program modernisasi militer Filipina.
Credit CNN Indonesia