Indonesia dan GAM berdamai melalui rekonsiliasi pada 2005.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Viva.co.id/Dinia Adrianjara)
Meskipun Macan Tamil sudah resmi 'bersih' pada 2009 dan tewasnya Prabhakaran, namun proses rekonsiliasi masih belum terjadi. Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah sudah mendesak hal itu agar secepatnya dilaksanakan.
Dalam kunjungan kenegaraan ke Indonesia, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena ingin belajar kepada Indonesia mengenai penyelesaian konflik. Mengingat, Indoensia pernah punya pengalaman yang sama dengan Gerakan Aceh Merdeka, di mana pada 2005 dilakukan perjanjian perdamaian di Helsinki, Finlandia.
Menurut Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, salah satu rekonsiliasi antara Indonesia dengan GAM adalah memberi kesempatan kepada pengikut gerakan yang didirikan oleh Hasan Tiro ini untuk berkompetisi dalam pemilu kepala daerah di provinsi yang dijuluki Serambi Mekah itu.
"Kita sudah selesai (konflik). Mereka (Sri Lanka dan Macan Tamil) sedang dalam proses rekonsiliasi sekarang. Jadi, banyak hal yang mereka atau kita bisa berbagi pengalaman, bagaimana kita bisa mencapai perdamaian di Aceh," ungkap Retno, di Istana Negara Jakarta, Rabu, 8 Maret 2017.
Proses rekonsiliasi, lanjut Retno, adalah bagian dari demokratisasi. Dengan demikian, Indonesia ingin membantu Sri Lanka menjalankan rekonsiliasi agar terwujud perdamaian dan stabilitasi. Sedikit informasi, pada awalnya, berdirinya Macan Tamil menginginkan negara yang berdiri sendiri.
Kelompok ini beranggotakan kalangan minoritas Tamil setelah bertahun-tahun termarjinalkan oleh mayoritas warga Sinhala. Lebih dari 700 ribu orang terbunuh dalam perang saudara selama 26 tahun lamanya.
Credit VIVA.co.id