Senin, 06 November 2017

Mantan Pemimpin Catalonia Serahkan Diri pada Polisi Belgia


Mantan Pemimpin Catalonia Serahkan Diri pada Polisi Belgia
Puigdemont, dan empat orang rekanya diketahui melarikan diri ke Belgia tidak lama setelah menyatakan deklarasi kemerdekaan Catalonia. Foto/Reuters


BRUSSELS - Sejumlah politisi senior Catalonia yang melarikan diri ke Belgia dilaporkan telah menyerahkan diri kepada otoritas di Brussels. Salah satu dari mereka yang menyerahkan diri dikabarkan adalah mantan pemimpin Catalonia, Carles Puigdemont.

"Pagi ini lima orang yang diinginkan oleh Spanyol menyerahkan diri mereka ke polisi di Brussels. Mereka dimasukkan ke dalam tahanan pada pukul 9.17 pagi ini," ucap juru bicara jaksa Brussels, Gilles Dejemeppe.

"Hakim akan mendengar pernyataan orang-orang siang ini. Dia memiliki waktu sampai esok hari untuk memutuskan," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (5/11).

Pada hari Jumat, Spanyol menyerahkan surat perintah penangkapan Eropa untuk pemimpin Puigdemont dan empat rekannya ke kejaksaan Belgia. Dokumen tersebut menuturkan, kelima orang itu telah terlibat pemberontakan, penghasutan, penyalahgunaan dana publik, ketidaktaatan dan pelanggaran kepercayaan yang berkaitan dengan kekhawatiran kampanye kemerdekaan Catalonia.

Puigdemont, dan empat orang rekanya diketahui melarikan diri ke Belgia tidak lama setelah menyatakan deklarasi kemerdekaan Catalonia. Mereka pada awalnya melarikan diri ke Belgia untuk meminta suaka politik, namun sayangnya Brussesl sedari awal menyatakan mereka tidak akan memberikan suaka kepada Puigdemont. 




Credit  sindonews.com


Mantan pemimpin Catalonia serukan persatuan untuk kemerdekaan


Mantan pemimpin Catalonia serukan persatuan untuk kemerdekaan
Bendera Spanyol (kiri) dan Catalonia berkibar di atap Istana Generalitat, kantor pusat pemerintah wilayah Catalonia di Barcelona, Spanyol, Senin (30/10/2017). (REUTERS/Yves Herman/djo/17)



Madrid/Barcelona (CB) - Pemimpin Catalonia yang dipecat, Carles Puigdemont, pada Sabtu menyerukan agar kekuatan-kekuatan politik bersatu dalam pemilihan 21 Desember untuk melanjutkan upaya mendapatkan kemerdekaan dari Spanyol serta menentang pemenjaraan terhadap para anggota pemerintahan wilayah itu.

Puigdemont, yang pergi ke Belgia setelah pemerintahannya dibubarkan terkait pernyataan kemerdekaan Catalonia secara sepihak, mengatakan pada Jumat bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan Catalonia dari Brussel.

Dalam krisis politik terburuk dalam sejarah Spanyol setelah kembalinya demokrasi pada akhir tahun 1970-an, Perdana Menteri Mariano Rajoy, setelah pemerintah pusat mengambil alih kendali Catalonia satu pekan lalu, mengumumkan bahwa pemilihan umum dini akan digelar.

Partai-partai politik yang ingin mengikuti pemilihan umum diberi waktu hingga Selasa untuk mendaftarkan koalisi mereka dan paling lambat 18 November untuk mengajukan kandidat mereka.

"Ini saatnya bagi seluruh kalangan demokrat untuk bersatu. Untuk Catalonia, untuk pembebasan tahanan politik dan untuk republik," kata Puigdemont di Twitter. Dalam cuitannya, ia memasukkan tanda pagar llistaunitaria.cat, yaitu laman daring yang disediakan bagi partai-partai untuk menyatukan diri menentang pemerintah Spanyol pada pemilihan.

Penandatangan di laman itu telah mencapai lebih dari 40.000 orang, dari sebelumnya hanya 2.000 orang, dalam waktu beberapa jam setelah Puigdemont mengeluarkan seruan di Twitter.

Berdasarkan hasil suatu jajak pendapat yang diterbitkan pada Selasa, koalisi prokemerdekaan Junts pel Si (Bersama untuk Ya) tampak berada di posisi teratas dengan mendapatkan 35,2 persen suara jika pemilihan umum segera digelar.

Hasil itu akan mengembalikan mayoritas parlemen ke pihak pendukung kemerdekaan jika kelompok itu terjebak dengan perjanjian yang ada saat ini dengan partai kiri-jauh, CUP.

Catalonia, wilayah di timur laut yang kaya, masih terbagi rata antara mereka yang mendukung kemerdekaan dari Spanyol dan yang menentangnya, menurut sejumlah jajak pendapat yang dilakukan sejak Catalonia menyatakan kemerdekaan.

Pada Kamis, sembilan anggota kabinet Puigdemont yang dipecat diperintahkan Pengadilan Tinggi Spanyol untuk dipenjara sambil menunggu hasil penyelidikan serta kemungkinan disidangkan.

Sementara itu pada Jumat, Spanyol mengeluarkan perintah penahanan atas Puigdemont dan empat mantan anggota kabinetnya atas tuduhan melakukan pemberontakan, penghasutan, penyelewengan dana rakyat, ketidakpatuhan serta pelanggaran kepercayaan.

Puigdemont menyatakan dirinya tidak akan kembali ke Spanyol sampai ia mendapat "jaminan", yang tidak disebutkan secara spesifik, dari pemerintah Spanyol.

Dengan keluarnya perintah penahanan, proses ekstradisi bisa memakan waktu 45 hari kendati dalam kasus ini bisa bertambah hingga 90 hari.

Puigdemonat pada Sabtu menegaskan melalui Twitter bahwa ia akan bekerja sama secara penuh dengan badan peradilan Belgia terkait keluarnya perintah penahanan terhadap dirinya, demikian Reuters.





Credit  antaranews.com