MOGADISHU
- Misi diplomatik Amerika Serikat (AS) di Somalia telah mengarahkan
semua staf yang tidak berkepentingan untuk meninggalkan Ibu Kota
Somalia, Mogadishu. Hal itu dilakukan setelah mereka menerima ancaman
khusus terhadap para pegawainya.
Langkah tersebut dilakukan sehari setelah Washington melakukan serangan udara pertama terhadap gerilyawan ISIS di negara itu. Dalam serangan tersebut, AS mengatakan telah membunuh beberapa teroris.
"Karena informasi ancaman spesifik terhadap personil AS di Bandara Internasional Mogadishu, misi diplomatik AS untuk Somalia telah mengarahkan karyawan warga AS yang tidak berkepentingan untuk meninggalkan Mogadishu sampai pemberitahuan lebih lanjut," bunyi sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (5/11/2017).
Meski begitu, pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
ISIS telah mengumpulkan anggota baru di wilayah tersebut, namun tetap menjadi pemain kecil dibandingkan dengan kelompok al-Shabaab. Bulan lalu, sebuah kelompok yang setia kepada ISIS merebut sebuah kota pelabuhan kecil di wilayah semi otonom Somalia, Puntland.
Al-Shabaab adalah kelompok yang mempunyai keterkaitan dengan al-Qaeda, kelompok pesaing ISIS. Kelompok ini pernah menguasai sebagian besar Somalia.
Kelompok tersebut bertujuan untuk mengusir pasukan penjaga perdamaian internasional, menggulingkan pemerintah Somalia yang didukung Barat dan memberlakukan syarita Islam di negara Tanduk Afrika itu.
AS sesekali melakukan serangan terhadap al-Shabaab. Kelompok ini diduga menjadi dalah serangan bom kembar yang menewaskan lebih dari 350 orang di Mogadishu bulan lalu.
Langkah tersebut dilakukan sehari setelah Washington melakukan serangan udara pertama terhadap gerilyawan ISIS di negara itu. Dalam serangan tersebut, AS mengatakan telah membunuh beberapa teroris.
"Karena informasi ancaman spesifik terhadap personil AS di Bandara Internasional Mogadishu, misi diplomatik AS untuk Somalia telah mengarahkan karyawan warga AS yang tidak berkepentingan untuk meninggalkan Mogadishu sampai pemberitahuan lebih lanjut," bunyi sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (5/11/2017).
Meski begitu, pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
ISIS telah mengumpulkan anggota baru di wilayah tersebut, namun tetap menjadi pemain kecil dibandingkan dengan kelompok al-Shabaab. Bulan lalu, sebuah kelompok yang setia kepada ISIS merebut sebuah kota pelabuhan kecil di wilayah semi otonom Somalia, Puntland.
Al-Shabaab adalah kelompok yang mempunyai keterkaitan dengan al-Qaeda, kelompok pesaing ISIS. Kelompok ini pernah menguasai sebagian besar Somalia.
Kelompok tersebut bertujuan untuk mengusir pasukan penjaga perdamaian internasional, menggulingkan pemerintah Somalia yang didukung Barat dan memberlakukan syarita Islam di negara Tanduk Afrika itu.
AS sesekali melakukan serangan terhadap al-Shabaab. Kelompok ini diduga menjadi dalah serangan bom kembar yang menewaskan lebih dari 350 orang di Mogadishu bulan lalu.
Credit sindonews.com