MOSKOW - Militer
Rusia kembali menegaskan, pengerahan Rudal Iskander dari pelabuhan Laut
Baltik ke Kaliningrad adalah bagian dari latihan rutin. Selain itu,
militer Rusia juga menegaskan, mereka tidak pernah menutupi pengerahan
rudal tersebut.
"Pertama-tama, mereka yang meributkan hal ini harus tahu bahwa sistem rudall Iskander adalah salah satu (sistem) mobile," kata juru bicara kementerian Pertahanan Rusia, Jenderal Igor Konashenkov, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (9/10).
"Sebagai bagian dari rencana pelatihan tempur, unit pasukan rudal sepanjang tahun meningkatkan kemampuan mereka dengan menutupi jarak besar di wilayah Federasi Rusia dalam berbagai cara:. Melalui udara, laut dan darat," sambungnya.
Konashenkov mencatat bahwa Kaliningrad bukanlah sebuah pengeculan dan bahwa sistem akan dipindahkan kembali di di masa depan sebagai bagian dari latihan militer angkatan bersenjata Rusia.
Sebelumnya, Polandia dan Estonia menyampaikan kecemasannya atas langkah Rusia yang mengerahkan rudal nuklir Iskander-M ke Kalinigrad. Negara-negara Baltik itu kompak mengekspresikan “keprihatinan terdalam” atas manuver Rusia.
”Sepertinya saya sampaikan, ini adalah langkah lain dalam konteks umum dari eskalasi yang kita lihat, setidaknya dalam hal retorika,” kata Presiden Estonia, Toomas Hendrik Ilves.
Kepala Staf Angkatan Pertahanan Estonia, Letnan Jenderal Riho Terras mengatakan kepada ERR, bahwa dia melihat langkah Rusia itu sebagai upaya untuk mendominasi Laut Baltik.
"Pertama-tama, mereka yang meributkan hal ini harus tahu bahwa sistem rudall Iskander adalah salah satu (sistem) mobile," kata juru bicara kementerian Pertahanan Rusia, Jenderal Igor Konashenkov, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (9/10).
"Sebagai bagian dari rencana pelatihan tempur, unit pasukan rudal sepanjang tahun meningkatkan kemampuan mereka dengan menutupi jarak besar di wilayah Federasi Rusia dalam berbagai cara:. Melalui udara, laut dan darat," sambungnya.
Konashenkov mencatat bahwa Kaliningrad bukanlah sebuah pengeculan dan bahwa sistem akan dipindahkan kembali di di masa depan sebagai bagian dari latihan militer angkatan bersenjata Rusia.
Sebelumnya, Polandia dan Estonia menyampaikan kecemasannya atas langkah Rusia yang mengerahkan rudal nuklir Iskander-M ke Kalinigrad. Negara-negara Baltik itu kompak mengekspresikan “keprihatinan terdalam” atas manuver Rusia.
”Sepertinya saya sampaikan, ini adalah langkah lain dalam konteks umum dari eskalasi yang kita lihat, setidaknya dalam hal retorika,” kata Presiden Estonia, Toomas Hendrik Ilves.
Kepala Staf Angkatan Pertahanan Estonia, Letnan Jenderal Riho Terras mengatakan kepada ERR, bahwa dia melihat langkah Rusia itu sebagai upaya untuk mendominasi Laut Baltik.
Credit Sindonews
Rusia Kerahkan Rudal Nuklir Iskander-M, Negara Baltik Cemas
WARSAWA
- Polandia dan Estonia menyampaikan kecemasannya atas langkah Rusia
yang mengerahkan rudal nuklir Iskander-M ke Kalinigrad. Negara-negara
Baltik itu kompak mengekspresikan “keprihatinan terdalam” atas manuver
Rusia.
Rudal Iskander dikerahkan dari pelabuhan Laut Baltik ke Kaliningrad yang berbatasan langsung dengan negara-negara Baltik. Laporan pengerahan rudal berbahaya muncul di tengah kekhawatiran masyarakat internasional akan pecahnya Perang Dunia III antara Amerika Serikat dan Rusia yang saat ini sedang bersitegang.
”Sepertinya saya sampaikan, ini adalah langkah lain dalam konteks umum dari eskalasi yang kita lihat, setidaknya dalam hal retorika,” kata Presiden Estonia, Toomas Hendrik Ilves.
Kepala Staf Angkatan Pertahanan Estonia, Letnan Jenderal Riho Terras mengatakan kepada ERR, bahwa dia melihat langkah Rusia itu sebagai upaya untuk mendominasi Laut Baltik.
”Dalam jangka panjang, keinginan Rusia adalah untuk membawa Laut Baltik di bawah kontrolnya,” kata Terras, yang dilansir semalam (8/10/2016). Menteri Pertahanan Polandia, Antoni Macierewicz, mengatakan bahwa Polandia memantau situasi.
Rudal Iskander-M bisa melesat sejauh 500 kilometer (310 mil). Dengan jangkauan sejauh itu, Polandia merasa dalam ancaman utama.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengecilkan kekhawatiran negara-negara Baltik.
”Sistem rudal balistik Iskander adalah mobile,” katanya. ”Unit rudal ini telah ditempatkan lebih dari sekali (di wilayah Kaliningrad) dan akan digunakan sebagai bagian dari latihan militer angkatan bersenjata Rusia,” kata Konashenkov, seperti dikutip Reuters, Minggu (9/10/2016).
Rudal Iskander dikerahkan dari pelabuhan Laut Baltik ke Kaliningrad yang berbatasan langsung dengan negara-negara Baltik. Laporan pengerahan rudal berbahaya muncul di tengah kekhawatiran masyarakat internasional akan pecahnya Perang Dunia III antara Amerika Serikat dan Rusia yang saat ini sedang bersitegang.
”Sepertinya saya sampaikan, ini adalah langkah lain dalam konteks umum dari eskalasi yang kita lihat, setidaknya dalam hal retorika,” kata Presiden Estonia, Toomas Hendrik Ilves.
Kepala Staf Angkatan Pertahanan Estonia, Letnan Jenderal Riho Terras mengatakan kepada ERR, bahwa dia melihat langkah Rusia itu sebagai upaya untuk mendominasi Laut Baltik.
”Dalam jangka panjang, keinginan Rusia adalah untuk membawa Laut Baltik di bawah kontrolnya,” kata Terras, yang dilansir semalam (8/10/2016). Menteri Pertahanan Polandia, Antoni Macierewicz, mengatakan bahwa Polandia memantau situasi.
Rudal Iskander-M bisa melesat sejauh 500 kilometer (310 mil). Dengan jangkauan sejauh itu, Polandia merasa dalam ancaman utama.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengecilkan kekhawatiran negara-negara Baltik.
”Sistem rudal balistik Iskander adalah mobile,” katanya. ”Unit rudal ini telah ditempatkan lebih dari sekali (di wilayah Kaliningrad) dan akan digunakan sebagai bagian dari latihan militer angkatan bersenjata Rusia,” kata Konashenkov, seperti dikutip Reuters, Minggu (9/10/2016).
Credit Sindonews
Dalih Rusia Kerahkan Rudal Nuklir Iskander-M di Tengah Kekhawatiran PD III
MOSKOW
- Militer Moskow akhirnya angkat bicara soal pengerahan rudal nuklir
Iskander-M ke Kaliningrad di tengah kekhawatiran masyarakat
internasional akan pecahnya Perang Dunia (PD) III antara Rusia dan
Amerika Serikat (AS). Rusia berdalih pengerahan rudal berbahaya itu
hanya untuk latihan rutin semata.
Tapi negara-negara NATO yang berbatasan langsung dengan Kaliningrad sudah cemas dengan pengerahan rudal berbahaya Rusia itu. ”Unit rudal ini telah ditempatkan lebih dari sekali (di wilayah Kaliningrad) dan akan digunakan sebagai bagian dari latihan militer angkatan bersenjata Rusia,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Minggu (9/10/2016).
Laporan pergerakan rudal nuklir yang bisa melesat sejauh 500 kilometer itu pertama kali diungkap media Estonia dan dibenarkan pejabat intelijen AS. Rudal berbahaya Rusia dipindahkan secara rahasia dari pelabuhan Laut Baltik ke Kaliningrad tahun 2014.
”Mereka memindah sistem rudal mirip (Iskander-M) ke Kaliningrad pada tahun 2014 untuk latihan militer, itu bisa menjadi isyarat politik. Menunjukkan kekuatan, untuk mengekspresikan ketidaksenangan pada NATO,” kata pejabat intelijen AS, yang berbicara dalam kondisi anonim.
Media Estonia mengutip pejabat militer melaporkan bahwa rudal Iskander-M diangkut dengan kapal dari kawasan St Petersburg. Rusia sendiri pernah berencana memindahkan rudal berbahaya itu ke Kaliningrad tidak sampai tahun 2018 atau 2019.
“Senjata ini sangat canggih dan tidak ada senjata yang sebanding di gudang senjata Barat. Ini dapat membawa senjata nuklir, jarak terbang jarak hingga 500 km. Dengan demikian (rudal) ini mampu mengancam Polandia, termasuk instalasi pertahanan rudal AS di sana,” tulis media Estonia mengutip seorang ahli pertahanan negara itu.
Dalam beberapa pekan ini, kekhawatiran pecahnya PD III antara Rusia dan AS telah disuarakan media-media Rusia. Tabloid Moskovsky Komsomolets beberapa hari lalu melansir laporan prediksi pecahnya konfrontasi langsung AS dan Rusia yang dianggap setara dengan Krisis Rudal Kuba dan bisa memicu PD III.
Laporan itu muncul hampir bersamaan dengan latihan perang nuklir besar-besaran oleh Pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin yang melibatkan 40 juta orang, setelah ketegangan dengan AS memanas. Selain itu, Rusia telah menangguhkan perjanjian pembuangan plutonium dari hulu ledak nuklir dengan alasan AS sudah melakukan tindakan bermusuhan terhadap Moskow.
Tapi negara-negara NATO yang berbatasan langsung dengan Kaliningrad sudah cemas dengan pengerahan rudal berbahaya Rusia itu. ”Unit rudal ini telah ditempatkan lebih dari sekali (di wilayah Kaliningrad) dan akan digunakan sebagai bagian dari latihan militer angkatan bersenjata Rusia,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Minggu (9/10/2016).
Laporan pergerakan rudal nuklir yang bisa melesat sejauh 500 kilometer itu pertama kali diungkap media Estonia dan dibenarkan pejabat intelijen AS. Rudal berbahaya Rusia dipindahkan secara rahasia dari pelabuhan Laut Baltik ke Kaliningrad tahun 2014.
”Mereka memindah sistem rudal mirip (Iskander-M) ke Kaliningrad pada tahun 2014 untuk latihan militer, itu bisa menjadi isyarat politik. Menunjukkan kekuatan, untuk mengekspresikan ketidaksenangan pada NATO,” kata pejabat intelijen AS, yang berbicara dalam kondisi anonim.
Media Estonia mengutip pejabat militer melaporkan bahwa rudal Iskander-M diangkut dengan kapal dari kawasan St Petersburg. Rusia sendiri pernah berencana memindahkan rudal berbahaya itu ke Kaliningrad tidak sampai tahun 2018 atau 2019.
“Senjata ini sangat canggih dan tidak ada senjata yang sebanding di gudang senjata Barat. Ini dapat membawa senjata nuklir, jarak terbang jarak hingga 500 km. Dengan demikian (rudal) ini mampu mengancam Polandia, termasuk instalasi pertahanan rudal AS di sana,” tulis media Estonia mengutip seorang ahli pertahanan negara itu.
Dalam beberapa pekan ini, kekhawatiran pecahnya PD III antara Rusia dan AS telah disuarakan media-media Rusia. Tabloid Moskovsky Komsomolets beberapa hari lalu melansir laporan prediksi pecahnya konfrontasi langsung AS dan Rusia yang dianggap setara dengan Krisis Rudal Kuba dan bisa memicu PD III.
Laporan itu muncul hampir bersamaan dengan latihan perang nuklir besar-besaran oleh Pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin yang melibatkan 40 juta orang, setelah ketegangan dengan AS memanas. Selain itu, Rusia telah menangguhkan perjanjian pembuangan plutonium dari hulu ledak nuklir dengan alasan AS sudah melakukan tindakan bermusuhan terhadap Moskow.
Credit Sindonews