CB, JAKARTA -- Rusia dinilai bisa jadi rekan
Indonesia dalam pengembangkan proyek nuklir. Ketua Kajian Nuklir
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), Dwi Rahayu mengatakan Rusia sangat
tertarik untuk terlibat di berbagai proyek nuklir di Indonesia.
"Saya melihat bahwa Rusia sangat tertarik untuk terlibat di berbagai proyek nuklir di Indonesia," kata Dwi pada Republika.co.id. Tak hanya di Indonesia, Rusia juga telah menunjukan komitmennya dalam pengembangan nuklir di dunia.
Menurut Dwi, dunia telah mengakui perusahaan nuklir Rusia, Rosatom memiliki prestasi luar biasa dibidang teknologi nuklir. Sehingga Rusia dapat diandalkan untuk bekerja sama memenuhi permintaan proyek nuklir di berbagai bidang.
Ia menjelaskan, ketertarikan Rusia tidak ditujukan hanya untuk proyek di Indonesia, tapi juga di berbagai negara. "Kerja sama nuklir di berbagai bidang ini maksudnya pemanfataan nuklir untuk energi maupun non-energi, seperti di bidang kesehatan dan lain-lain," katanya.
Dwi yang saat ini belajar di salah satu kampus nuklir di Rusia, National Research Nuclear University MEPhI melihat secara langsung bahwa riset nuklir Rusia berkembang sangat baik. Menurut Dwi, Rusia sudah memiliki rencana untuk bekerja sama dengan Indonesia.
"Terutama untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), namun sekali lagi, selagi Indonesia tidak mendeklarasikan komitmen "go nuclear" dan tetap menempatkan nuklir sebagai pilihan terakhir, maka sulit mewujudkan PLTN di Indonesia," kata Dwi.
Indonesia memang masih belum memprioritaskan pemanfaatan tenaga nuklir. Padahal menurut Dwi, dalam salah satu tulisannya menyebut tidak ada alasan untuk ragu. Mitos atau rumor yang beredar soal nuklir pun tidak sesuai dengan fakta ilmiah yang ada.
Maka, Dwi mengatakan PPI sangat mendukung pemerintah untuk segera mempertimbangkan nuklir sebagai salah satu sumber energi. PPI Dunia pun telah mengeluarkan deklarasi "Merdeka Energi Nuklir untuk Indonesiaku" pada 17 Agustus 2016 lalu.
Di dalamnya, PPI menyatakan bahwa Indonesia siap memanfaatkan teknologi nuklir untuk energi. Secara kemampuan baik teknologi, sumberdaya manusia maupun sosial masyarakat. "Kami mendukung Indonesia untuk segera membuat kebijakan pemanfaatan energi nuklir sebagai salah satu sumber listrik dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)," katanya.
Deklarasi tersebut menyebut bangsa yang maju adalah bangsa yang menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satunya nuklir. Pemanfaatan teknologi nuklir untuk perdamaian dan kesejahteraan umat manusia mutlak dibutuhkan di seluruh sektor.
"Saya melihat bahwa Rusia sangat tertarik untuk terlibat di berbagai proyek nuklir di Indonesia," kata Dwi pada Republika.co.id. Tak hanya di Indonesia, Rusia juga telah menunjukan komitmennya dalam pengembangan nuklir di dunia.
Menurut Dwi, dunia telah mengakui perusahaan nuklir Rusia, Rosatom memiliki prestasi luar biasa dibidang teknologi nuklir. Sehingga Rusia dapat diandalkan untuk bekerja sama memenuhi permintaan proyek nuklir di berbagai bidang.
Ia menjelaskan, ketertarikan Rusia tidak ditujukan hanya untuk proyek di Indonesia, tapi juga di berbagai negara. "Kerja sama nuklir di berbagai bidang ini maksudnya pemanfataan nuklir untuk energi maupun non-energi, seperti di bidang kesehatan dan lain-lain," katanya.
Dwi yang saat ini belajar di salah satu kampus nuklir di Rusia, National Research Nuclear University MEPhI melihat secara langsung bahwa riset nuklir Rusia berkembang sangat baik. Menurut Dwi, Rusia sudah memiliki rencana untuk bekerja sama dengan Indonesia.
"Terutama untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), namun sekali lagi, selagi Indonesia tidak mendeklarasikan komitmen "go nuclear" dan tetap menempatkan nuklir sebagai pilihan terakhir, maka sulit mewujudkan PLTN di Indonesia," kata Dwi.
Indonesia memang masih belum memprioritaskan pemanfaatan tenaga nuklir. Padahal menurut Dwi, dalam salah satu tulisannya menyebut tidak ada alasan untuk ragu. Mitos atau rumor yang beredar soal nuklir pun tidak sesuai dengan fakta ilmiah yang ada.
Maka, Dwi mengatakan PPI sangat mendukung pemerintah untuk segera mempertimbangkan nuklir sebagai salah satu sumber energi. PPI Dunia pun telah mengeluarkan deklarasi "Merdeka Energi Nuklir untuk Indonesiaku" pada 17 Agustus 2016 lalu.
Di dalamnya, PPI menyatakan bahwa Indonesia siap memanfaatkan teknologi nuklir untuk energi. Secara kemampuan baik teknologi, sumberdaya manusia maupun sosial masyarakat. "Kami mendukung Indonesia untuk segera membuat kebijakan pemanfaatan energi nuklir sebagai salah satu sumber listrik dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)," katanya.
Deklarasi tersebut menyebut bangsa yang maju adalah bangsa yang menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satunya nuklir. Pemanfaatan teknologi nuklir untuk perdamaian dan kesejahteraan umat manusia mutlak dibutuhkan di seluruh sektor.
Credit REPUBLIKA.CO.ID