Rabu, 12 Oktober 2016

Industri Perikanan di Pulau Terluar RI Ini akan Dikembangkan Tahun Depan


Industri Perikanan di Pulau Terluar RI Ini akan Dikembangkan Tahun Depan
Foto: Ardan Adhi Chandra

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengembangkan industri perikanan di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2017. Pengembangan industri perikanan ini dalam rangka meningkatkan produktivitas perikanan dan menarik minat investor untuk menanamkan investasi di industri pengolahan ikan di salah satu pulau terluar Indonesia itu.

Dengan jumlah penduduk mencapai 127.911 jiwa dan 2.449 di antaranya bekerja sebagai nelayan. Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Rote Ndao mencapai 17.000 ton per tahun dengan beragam jenis hasil laut.

Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mengembangkan kapasitas Pelabuhan Tulandale di Kabupaten Rote Ndao, NTT. Pengembangan pelabuhan tersebut untuk meningkatkan daya tampung hasil tangkapan ikan.

"Rencana pembangunan Tulandale kita siapkan tahun 2017 dan akan dikembangkan karena di sana potensi ikan luar biasa," tutur Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Subiyanto, dalam acara Marine and Fisheries Business and Investment Forum di Gedung Mina Bahari III, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).

Selain itu, pengembangan infrastruktur pendukung seperti fasilitas air bersih dan penyediaan fasilitas listrik dengan pembanguna PLTD dengan kapasitas 125 KVA juga akan dibangun di tahun depan.

"Perbaikan fasilitas air bersih kita lengkapi. Listrik ini tahun depan pemerintah daerah akan bangun PLTD 125 KVA," tutur Slamet.

Pembangunan fasilitas jalan di sekitar pelabuhan perikanan Tulandale juga akan diperbaiki. Untuk kapal yang akan bersandar juga akan dilengkapi dengan fasilitas docking yang juga diikuti oleh peningkatan produksi pabrik es hingga 20 ton per hari.

"Begitu juga fasilitas lain seperti docking di pelabuhan penangkapan ikan, jalan hotmix, dan revitalisasi cold storage 20 ton secara bersama-sama di 2017," kata Slamet.



Credit  detikFinance


Vietnam Bidik Investasi di Industri Pengolahan Ikan RI


Jakarta - Negara tetangga Indonesia, Vietnam, membidik investasi di industri pengolahan ikan di Indonesia. Hal ini seiring dengan percepatan pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di 15 pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan Indonesia.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Nilanto Perbowo, mengatakan Vietnam tertarik untuk menanamkan modalnya di industri pengolahan ikan. Minat investasi ini sudah lama dilakukan dan tengah dalam kajian, baik dari Indonesia maupun Vietnam.

"Vietnam tadi ingin mendapatkan akses industri pengolahan ikan di Indonesia. Tentunya didiskusikan lebih lanjut dengan Ibu Menteri (Susi Pudjiastuti)," kata Nilanto di Gedung Mina Bahari III, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).

Dirinya menambahkan bahwa banyak negara lain yang tertarik berinvestasi di industri pengolahan ikan di Indonesia. Ketertarikan investor asing untuk menanamkan modalnya di industri pengolahan ikan karena daya tangkap ikan di laut Indonesia masih terbilang banyak dibandingkan negara-negara lain.

"Indonesia salah satu negara yang menjadi perhatian dunia karena stok ikan masih bagus dibandingkan negara lain," lanjut Nilanto.

Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7/2016 tentang Daftar Negatif Investasi (DNI), seluruh kementerian dan lembaga (K/L) juga diminta untuk membantu pembangunan industri perikanan nasional. Salah satunya dengan membangun fasilitas penunjang seperti jalan dan listrik

"Sekarang melalui Inpres Nomor 7 tahun 2016, Presiden meminta K/L membantu percepatan pembangunan industri perikanan nasional. Listrik, di Kementerian ESDM, sudah komunikasi dengan kita. Kementerian PUPR mereka berminat mendukung penyediaan air bersih, jalan, dan rumah nelayan," tutur Nilanto.

Dengan adanya percepatan pembangunan fasilitas pendukung diharapkan investor dalam dan luar negeri semakin tertarik menanamkan modalnya di industri perikanan.

Credit  detikFinance


Perusahaan Grup Bakrie Minati Investasi Industri Perikanan di Pulau Terluar RI



Jakarta - Salah satu perusahaan Grup Bakrie, Bakrie Indo Infrastructure, yang bergerak di sektor infrastruktur tengah melirik peluang investasi industri perikanan di Indonesia. Perusahaan tersebut sudah rutin melakukan komunikasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Bakrie infrastruktur (Bakrie Indo Infrastructure) juga join dengan kita. Dia sudah ketemu beberapa kali," tutur Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Nilanto Perbowo di Gedung Mina Bahari III, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2016).

Selanjutnya, perusahaan tersebut melakukan berbagai kajian dan studi lebih lanjut mengenai potensi bisnis di 15 pulau terluar yang ditawarkan pemerintah. Pemerintah menawarkan 15 pulau terluar Indonesia untuk dikembangkan industri pengolahan ikannya kepada pihak swasta.

"Mereka lagi pelajari dan dikaitkan dengan lokasi yang sudah ada," kata Nilanto.

Nilanto menambahkan bahwa perusahaan Bakrie yang bergerak di sektor infrastruktur tersebut berminat di industri pengolahan ikan dan juga infrastruktur kawasan industri perikanan seperti jalan, fasilitas air bersih, hingga pembangkit listrik.

"Dua-duanya mereka minat, infrastruktur sama pengolahan," ujar Nilanto.

Credit  detikFinance