Jumat, 07 Oktober 2016

Kemenperin Siapkan 3 Titik Untuk Megaproyek Manufaktur Petrokimia

 
Kemenperin Siapkan 3 Titik untuk Megaproyek Manufaktur Petrokimia
Pabrik petrokimia
Ilustrasi/Antara 
 
CB, JAKARTA – Kementerian Perindustrian menyiapkan tiga titik untuk pembangunan kawasan industri petrokimia yang diharapkan dapat menarik minat baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya memang tengah menyiapkan tiga titik yang bakal dijadikan pusat industri petrokimia di dalam negeri, yakni Bintuni Papua Barat, Donggi-Sonoro Sulawesi Tengah dan Masela Maluku.
Menurutnya, dipilihnya ketiga lokasi tersebut karena dekat dengan sumber bahan baku industri petrokimia yakni gas. Hanya saja khusus untuk lokasi Masela, lanjutnya, masih dalam kajian dan masih lama.
“Kami harapkan investor bisa dari dalam negeri maupun dari luar negeri,” katanya di Kantor Staf Presiden, Kamis (6/10/2016).
Pada kesempatan terpisah, wacana penurunan harga gas mulai awal Januari 2017 bagi 10 sektor industri dan satu kawasan industri dinilai akan mampu memicu minat investasi di sektor petrokimia dan amonia.
Staf Ahli Sumber Daya Industri Kementerian Perindustrian Dyah Winani Poedjiwati mengatakan sejak bergulirnya rencana pemerintah untuk menurunkan harga gas tiga proyek petrokimia dan amonia direncanakan dibangun di beberapa lokasi.
Menurutnya, paling tidak terdapat tiga industri yang siap terbangun. Pertama, industri petrokimia dan olefin di Teluk Bintuni, Papua; industri amonia di Banggai, Sulawesi Tengah serta petrokimia di Masela, Maluku meski pasokan gasnya belum diketahui berasal dari mana.
"Pabrik amonia dan petrokimia berbasis gas di Teluk Bintuni, Banggai dan Masela," ujarnya dalam acara seminar Penurunan Harga Gas Industri untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi Nasional di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Pelaku usaha seperti PT Pupuk Indonesia dan Ferostaal siap membangun industri petrokimia dan olefin di Teluk Bintuni dengan nilai investasi sebesar US$4,12 miliar.
Sementara itu, di Banggai, Sulawesi Tengah, industri amonia yang saat ini memasuki tahap kontruksi membutuhkan investasi sebesar US$744 juta dan diharapkan selesai pada 2017. Selain itu, industri petrokimia siap terbangun di Masela dengan investasi sebesar US$3,9 miliar.
Menurutnya, pembangunan industri berbasis gas diharapkan bisa mendorong pertumbuhan industri di Indonesia Timur. Sebagai imbasnya, bisa memberi tambahan pendapatan daerah sebesar Rp590 miliar.
"Menambah pendapatan daerah Rp590 miliar. Diharapkan mendorong persebaran industri di Indonesia Timur."




Credit  Bisnis.com